Kearifan dakwah Sunan Kudus
Sunan Kudus juga mengubah cerita-cerita ketauhidan. Kisah tersebut disusunnya secara berseri, sehingga masyarakat tertarik untuk mengikuti kelanjutannya. Sebuah pendekatan yang tampaknya mengadopsi cerita 1001 malam dari masa kekhalifahan Abbasiyah. Dengan begitulah Sunan Kudus mengikat masyarakatnya. Menurut riwayat, beliau juga termasuk salah seorang pujangga yang berinisiatif mengarang cerita-cerita pendek yang berjiwa agama. Diantara buah ciptaannya yang terkenal ialah Gending Maskumambang dan Mijil. Peninggalan beliau adalah Masjid Raya di kota Kudus yaitu Masjid Al-Aqsa Kudus atau yang dikenal dengan Masjid Menara Kudus yang menggabungkan arsitektur Islam
dan Hindu. Masjid tersebut didirikan tahun 1530 dan masih bertahan hingga saat ini. Mengenai asal usul nama Kudus menurut legenda yang hidup dikalangan masyarakat setempat ialah dahulu kala Ja’far Shiddiq Muda (Sunan Kudus)melaksanakan ibadah haji sambil menuntut ilmu di Tanah Arab dari Mekkah sampai Yerusalem (Palestina). Kemudian beliau pun sempat menetap pula di sana. Disebutkan bahwa Sunan Kudus saat itu berjasa bagi kota Al Quds, Palestina karena menyembuhkan wabah penyakit di daerah tersebut, lalu atas jasanya diberikan hadiah Ijazah /Prasasti yang tertulis pada batu yang ditulis dengan huruf arab kuno. Dan sekarang masih utuh terdapat di atas Mihrab Masjid Menara Kudus. Kisah yang lain bahwa setelah beliau selesai melakukan pengembaraan ilmiah, beliau begitu terkesan dengan kota Al-Quds itu, dan berniat untuk membuka kota di Jawa yang bernama Kudus juga.