الحديث الثاني
عن عمر رضي الله
عنه ايضا قال : بينما نحن جلوس عند رسول الله صلى الله عليه وسلم ذات يوم اذ طلع
علينا رجل شديد بياض الثياب شديد سواد الشعر, لايرى عليه اثر السفر ولا يعرفه منا
احد, حتى جلس الى النبي صلى الله عليه
وسلم, فاسند ركبتيه الى ركبتيه, ووضع كفيه على فخذيه, وقال يامحمد اخبرني
عن الاسلام, فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم : الاسلام ان تشهد ان لا اله الا
الله وان محمد رسول الله, وتقيم الصلاة, وتؤتي الزكاة, وتصوم رمضان, وتحج البيت ان
استطعت اليه سبيلا, قال صدقت. فعجبنا له يساله ويصدقه. قال : فاخبرني عن الايمان,
قال: ان تؤمن بالله , وملائكته, وكتبه, واليوم الاخ, وتؤمن بالقدر خيره وشره. قال
: صدقت.قال : فاخبرني عن الاحسان. قال : ان تعبد الله كانك تراه فان لم تكن تراه
فانه يراك. قال : فاخبرني عن الساعة, قال : ما المسؤول عنها باعلم من السائل. قال
فاخبرني عن امارتها. قال ان تلد الامة ربتها, وان ترى الحفاة العراة العالة رعاء
الشاء يتطاولون في البنيان, ثم انطلق, فلبثت مليا, ثم قال : يا عمر اتدري من
السائل ؟ قلت الله ورسوله اعلم . قال : فانه جبريل اتاكم يعلمكم دينكم. (رواه مسلم)
Dari umar bin khattab r.a berkata :
suatu ketika kami (para sahabat) duduk di dekat Rasullah saw. Tiba-tiba muncul
kepada kami seorang lelaki mengenakan pakaian yang sangat putih, dan rambutnya
amat hitam. Tak terlihat padanya tanda-tanda bekas perjalanan dan taka da
seorang pun di antara kami yang mengenalnya. Ia segera duduk di hadapan Nabi
saw, lalu lutunya disandarkan ke lutut Nabi saw, dan meletakkan kedua telapak
tangannya di atas kedua pahanya (orang tersebut), kemudian ia berkata : “Hai
Muhammad! Beritahukan kepadaku tentang islam”. Rasulullah saw menjawab :“Islam
adalah engkau bersaksi tidak ada Tuhan melainkan Allah dan sesungguhnya
Muhammad adalah rasul Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat,berpuasa di
bulan ramadhan dan engkau menunaikan haji ke Baitullah jika engkau mampu
melakukannya”. Lelaki itu berkata
:”engkau benar”. Maka kami heran , ia yang bertanya ia pula yang
membenarkannya.
Kemudian ia
bertanya lagi: “ beritahukan kepadaku tentang iman”. Nabi saw menjawab : “ iman
adalah engkau beriman kepada Allah, Malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para
rasul-Nya, hari akhir dan beriman kepada takdir Allah yang baik dan yang buruk.
Ia berkata :” Engkau benar”. Dia bertanya lagi :”beitahukan kepadaku tengtang
ihsan”. Nabi menjawab :” Hendaklah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan
engkau melihat-Nya, sesungguhnya Dia melihatmu. Lelaki itu berkata lagi : “
Beritahukan kepadaku kapan terjadi kiamat”. Nabi menjawabi :”yang ditanya tidaklah lebih tahu
daripada yang bertanya”. Dia pun
bertanya lagi : “beritahukan kepadaku tentang tanda-tandanya !” Nabi menjawab jika
seorang budak wanita tlah melahirkan tuannya ,jika engkau melihat orang yang
bertelanjang kaki, tanpa memakai baju
(miskin papa), serta penggembala kambing telah saling berlomba dalam
mendirikan bangunan megah yang menjulang
tinggi. kemudian lellaki tersebut segera pergi. Aku pun terdiam
sehingga Nabi bertanya kepadaku :”Wahai
Umar, tahukah engkau engkau siapa yang bertanya tadi?”Aku menjawab:” Allah dan
rasul-Nyalebih mengetahui. Beliau bersabda Ia adalah Jibril yang mengajarkan
kalian tentang agama kalian. (H.R
Muslim)
1.
PEMBAHASAN BAHASA
بينما نحن جلوس ( Ketika kami duduk),
asal kata بينما
adalah بين akan tetapi ditambahkan hurufما sebagai penguat. Kata جلوس sebagai mubtada’ (predikat), sedangkan
khabarnya adalah عند رسول الله
صلى الله عليه وسلم (di sisi rasulullah saw). Kata ذات
يومdisini bermakna umum, yang artinya
di salah satu hari. اذ طلع علينا
رجل (tiba-tiba datang kepada
kami seorang laki-laki). Kata رجل (seorang laki-laki) disini tidak jelas dalam rupanya, ia adalah
seorang laki-laki tetapi pada hakikatnya ia adalah malaikat.
شديد بياض الثياب (yang berpakaian sangat putih) artinya ia
mengenakan pakaian yang sangat putih. شديد سواد الشعر ( rambutnya sangat hitam
). Menunjukkan bahwa malaikat ini datang dengan rupa seorang pemuda (belum beruban). لا يرى عليه اثر السفر (tidak terlihat padanya
beka perjalanan jauh), karena biasanya di saat seperti itu akan terlihat bekas
perjalanan dari seorang musafir., baik rambutnya acak-acakan, terkena
debu, dan pakaiannya berbeda dengan
pakaian orang yang bermukim, akan tetapi bekas perjalananjauh tidak didapati
dari orang tersebut.
ولا يعرفه منا احد (dan tidak seorang pun
dari kami yang mengenalnya),artinya ia orang asing karena ia bukan penduduk
Madinah yang dikenal. حتى جلس الي
النبي صلى الله عليه وسلم (hingga ia duduk
menghampiri Nabi saw). Umar tidak mengatakan “di sekitar Nabi saw” عند النبي . Hal ini untuk
menunjukkan bahwa ia benar-benar duduk di hadapan Nabi saw. Oleh karena itu
Umar mengatakan اسند ركبتيه الي ركبتيه , ووضع كفيه (lalu ia menyandarkan kedua lututnya pada kedua lutut beliau,
dan meletakkan kedua telapak tangannya), yakni kedua telapak tangan orang ini على فخذيه (di atas kedua pahanya), yakni di atas kedua
pahanya sendiri, bukan di atas paha Nabi saw, hal ini menunjukkan penghormatan
yang sangat tinggi. وقال: يا محمد (lalu ia berkata : wahai
Muhammad) ia tidak mengatakan يا
رسول الله (wahai Rasulullah), tujuannya agar para
sahabat menyangka bahwa ia seorang Arab Badui (Arab pendalaman), karena orang
badui itu umumnya memanggil Nabi saw dengan namanya. Adapun orang Madinah
sendiri (selain mereka) memanggil beliau dengan menyertakan sifat kenabian atau
risalah (seperti ya Rasulullah atau ya Nabiyyallah).
·
RUKUN ISLAM
اخبرني عن الاسلام (kabarkanlah kepadaku
tentang islam), Rasulullah saw menjawab الاسلام ان تشهد ان لا اله
الا الله وان محمد رسول الله ( islam adalah engkau
bersaksi tidak ada ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) kecuali Allah swt
dan Muhammad adalah Rasulullah). Artinya menetapkan dan mengakuinya dengan
lisan dan hatimu, tidak cukup hanya lisan saja, tetapi harus dengan keduanya.
Allah swt berfirman :
من شهد بالحق وهم يعلمون (86)
… kecuali orang yang mengakui
yang haq (tauhid) dan mereka meyakini-Nya. (QS.Az-Zukhruf :86)
I’rab
(fungsi masing-masing kata) dari kalimat لااله الا الله
Kalimat لا اله الا الله termasuk jumlah ismiyyah
manfiyyah ( kalimatyang menunjukkan peniadaan/penafiaan) dengan huruf لا yang berfungsi
meniadakan suatu jenis (an-nafyu lil jinsi),peniadaan ini adalah bentuk paling
umum dari bentuk –bentuk lainnya. Subjeknya adalah kata اله sedangkan predikat
(khabarnya) dihilangkan, penggantinya yang tepat adalah kataحق.
Kata
الا
sebagai alat bahasa yang menunjukkan batasan. Kemudian nama yang mulia, lafazh
Allah “الله” sebagai badal (pangganti) dari khabar yang dihilangkan, dan lafazh
الله
ini bukan khabar laa naafiyah, karena laa naafiyah tidak berfungsi kecuali
dalam kalimat-kalimat nakirah (umum). Walhasil, dalam susunan kalimat لا اله الا الله ada sesuatu yang dihilangkan, yaitu khabarnya,
dan penggantinya adalah kata حق (yang berhak). Makasusunan yang benar adalah لا اله الا الله عز وجل (tidak ada ilah yang
benar kecuali Allah swt).
وان محمد رسول الله (dan bahwa Muhammad
adalah Rasulullah), Beliau tidak
mengatakan اني رسول الله (sesungguhnya aku adalah Rasulullah), sementara arah
pembicaraan membolehkan hal itu karena orang itu yang diajak bicara oleh Nabi
saw, akan tetapi beliau menyebutkan nama beliau untuk lebih menguatkan dan
menunjukkan keagungan beliau.dan sabdanya “رسول الله” bentuk subjek "رسول" di sini bermakna
objek,yaitu yang diutus “"مرسل. Rasul adalah siapa yang dibei wahyu oleh Allah swt berupa
syari’at dan diperintahkan kepadanya untuk menyampaikan dan mengamalkannya.
Sabda
beliau "وتقيم الصلاة" (mendirikan shalat), artinya engkau melaksanakan dengan berdiri
secara sempurna dan benar. Kata shalat disini mencakup shalat wajib dan sunnah.
Sabdanya "وتؤتي الزكاة" (menunaikan zakat).Zakat adalah harta yang wajib diberikan
kepada orang-orang yang berhak menerimanya, yang terdiri dari harta khusus yang
harus dizakatkan sebagai bentuk peribadahan kepda Allah swt. Dan harta khusus
itu adalah : emas, perak, binatang ternak,apa-apa yang keluar dari bumi
(tanaman dan lain-lain), barang dagangan.
وتحج البيت (menunaikan ibadah
haji), artinya engkau bermaksud mendatangi ka’bah untuk melaksanakan manasik
haji pada waktu tertentu dengan niat ibadah kepadanya. ان استطعت اليه سبيلا (jika engkau mampu mengadakan perjalanan
kepadanya). قال صدقت (ia berkata : engkau benar), yang mengatakan engkau benar
adalah malaikat Jibril عليه السلام . bagaimana ia mengatakan engkau benar, sementara ia sendiri
yang bertanya?. Karena orang yang mengatakan engkau benar kepada orang yang
menjawab, ia lebih dahulu memiliki pengetahuan tentang apa yang ditanyakan,
serta ia yakin bahwa orang yang ditanya akan menjawab dengan benar.
MAKNA SYAHADAT لا اله الا الله
Persaksian لا اله الا الله (tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan
benar selain Allah swt) maknanya bahwa seorang manusia harus mengakui dengan
lisan dan hatinya bahwa tidak ada yang berhak diibadahi dengan benar kecuali
Allah swt. اشهد bermakna saya akui dengan hati dan saya ucapkan dengan
lisan,karena persaksian adalah ungkapan yang ada di dalam hati. Jika orang
bersaksi itu bisu, maka persaksian hati sudah cukup baginya, karena lisannya tidak mampu
mengucapkannya. Adpun orang yang sehat, maka persaksiannya tidak cukup hanya
dengan lisannya saja. Karena orang-orang munafik bersaksi atas keesaan Allah
hanya dengan lisan mereka. Lisan mereka mengucapkan apa yang tidak diyakini
oleh hati mereka, hal ini sama sekali tidak bermanfaat bagi mereka. Jika oran
kafir mengucapkan لا اله الا الله tetapi tidak bersaksi bahwa Muhammad adalah Rasulullah, maka
hal itu tidak mencukupinya hingga ia mengucapkan,
اشهد ان لا اله الا الله واشهد ان محمد رسول الله
“Aku bersaksi bahwa tidak
ada yang berhak diibadahi selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah
Rasulullah”.
Persaksianlaa
ilaaha illallah mengharuskan adanya keikhlasan kepada Allah swt dalam
beribadah, dan ini dinamakan dengan tauhid uluhiyyah yang termasuk salah satu
dari macam-macam tauhid.Dinamaka juga dengan tauhid ibadah, karena makna لا اله الا الله (tidak ada yang berhak
diibadahi dengan benar kecuali Allah swt) adalah لا معبود بحق الا الله (tidak ada yang berhak
diibadahi dengan benar kecuali Allah swt).Jadi, tidak peribadahan selain
kepada-Nya.Barang siapa yang mengucapkanlaa ilaaha illallah tetapi
kenyataannya ia menyembah selain-Nya maka ia adalah pendusta, karena persaksian
ini mengharuskan adanya keikhlasan dalam beribadah kepada Allah swt, menjauhkan
riya’, kesombongan dan semisalnya.
RUKUN KEDUA : MENDIRIKAN SHALAT
Sabda rasulullah ;وتقيم الصلااة ( dan mendirikan shalat) yakni melaksanakan secara sempurna, yaitu
dengan melengkapi semua syarat, rukun dan hal hal yang wajib, maka dengan ini
semua, shalat menjadi sempurna.
Sabda beliau : الصلاة (shalat) mencakup semua shalat ,baik itu shalat wajib maupun
shalat sunnah. Dan jika kita melihat dari keumuman lafadh ini maka shalat
jenazah juga termasuk didalamnya Karen ini adalah shalat secara umum, (tanpa
alif dan lam, “صلاة”) Dan jika melihat shalat jenazah adalah shalat yang dikerjakan
secara tiba-tiba yang dimaksudkan mendatangkan pertolongan kepada si mayit,
maka kita katakan, shalat jenazah ini tidak masuk pada maksud hadist, tetapi
masuk kepada keumuman berbuat kebajikan.
RUKUN KETIGA : MENUNAIKAN ZAKAT
Sabda beliau ; وتؤتي
الزكاة (menunaikan zakat) kata تؤتي bermakna تعطي (memberikan) zakat artinya “ukuran” harta yang wajib
dibagikandiantara jenis-jenis harta yang wajib untuk dizakatkan. Dan kepada
siapa-siapa saja yang berhak menerima zakat tersebut, hal ini sebagaimana
firman Allah dalam surat at-taubah ayat 60
*$yJ¯RÎ)àM»s%y¢Á9$#Ïä!#ts)àÿù=Ï9ÈûüÅ3»|¡yJø9$#urtû,Î#ÏJ»yèø9$#ur$pkön=tæÏpxÿ©9xsßJø9$#uröNåkæ5qè=è%ÎûurÉ>$s%Ìh9$#tûüÏBÌ»tóø9$#urÎûurÈ@Î6y«!$#Èûøó$#urÈ@Î6¡¡9$#(ZpÒÌsùÆÏiB«!$#3ª!$#uríOÎ=tæÒOÅ6ymÇÏÉÈ
60.
Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang
miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk
(memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk
mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan
Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Yang berhak menerima zakat Ialah:
1. orang fakir: orang yang Amat sengsara hidupnya, tidak mempunyai
harta dan tenaga untuk memenuhi penghidupannya.
2. orang miskin: orang yang tidak cukup penghidupannya dan dalam
Keadaan kekurangan.
3. Pengurus zakat: orang yang diberi tugas untuk mengumpulkan dan
membagikan zakat.
4. Muallaf: orang kafir yang ada harapan masuk Islam dan orang yang
baru masuk Islam yang imannya masih lemah.
5. memerdekakan budak: mencakup juga untuk melepaskan Muslim yang
ditawan oleh orang-orang kafir.
6. orang berhutang: orang yang berhutang karena untuk kepentingan
yang bukan maksiat dan tidak sanggup membayarnya. Adapun orang yang berhutang
untuk memelihara persatuan umat Islam dibayar hutangnya itu dengan zakat,
walaupun ia mampu membayarnya.
7. pada jalan Allah (sabilillah): Yaitu untuk keperluan pertahanan
Islam dan kaum muslimin. di antara mufasirin ada yang berpendapat bahwa
fisabilillah itu mencakup juga kepentingan-kepentingan umum seperti mendirikan
sekolah, rumah sakit dan lain-lain.
8. orang yang sedang dalam perjalanan yang bukan maksiat mengalami
kesengsaraan dalam perjalanannya.
RUKUN KE EMPAT : BERPUASA RAMADAHAN
Sabda beliau : وتصوم
رمضان ( dan berpuasa
ramadhan) maksudnya kita menahan diri
dari hal hal yang membatalkanya dari terbitnya fajar hingga terbenamnya
matahari dalam rangka beribadah kepada
Allah. Dan perlu kita ketahui juga bahwa pembatalan pembatalan ini tidak
membatalkan puasa jika dilakukan kecuali dengan tiga syarat :
1.
Ia mengetahui pembatalan-pembatalan itu
2.
Ia ingat akan pembatala-pembatalan tersebut
3.
Ia menginginkannya.
Lawan dari mengetahui adalah jahil (bodoh) seandainya orang yang berpuasa memakan sesuatu
dengan dugaan bahwa waktu sahur masih tersisa.kemudia setelah itu Nampak
baginya bahwa fajar telah terbit maka hukum puasanya tetap sah.
Dan jika seseorang meminum sementara ia sendiri tidak
menghendakinya atau ,meniatkannyadengan cara di paksa misalnya maka puasanya tetap sah, misalkan seorang istri
dipaksa suaminya lalu ia mencampurinya padahal istrinya masih berpuasa maka si
istri tidak wajib mengqadhannya atau membayar kafarah ( denda sebagai tembusan)
RUKUM KELIMA : MENAIKKAN HAJI KE BAITULLAH
Sabdanya: وتحج البيت (dan menunaikan haji ke
baitullah) artinya engkau berniat melaksanakan menasik haji pada waktu yang di
tentukan dalam rangka beribadah kepada Allah ta’ala
Nah, perlu kita ketahui bahwa, apakah umrah masuk kedalam
pelaksanan haji atau tidak ? para ulama berselisih pendapat dalam hal ini
sebagian mereka mengatakan bahwa “umrah
termasuk amalan haji” ini berdasarkan
sabda nabi “umrah adalah haji kecil”. karena terdapat banyak riwayat dalam hadis yang sama,didalamnya disebutkan kata “umrah”. adapun pendapat yang
benar dalam hal ini bahwa umrah tidak termasuk haji, artinya tidak termsuk
rukun islam akan tetapi, umrah itu wajib ketika seseorang telah terpenuhi
syarat-syarat untuk melaksanakannya.)
RUKUN IMAN DAN PENJELASANNYA
Pengertian iman
Kata الايمان secara bahasa adalah ikrar dan pengakuan yang mengharuskan
adanya sikap menerima atau tunduk yang sesuai dengan syariat. Dan iman adalah engkau beriman kepada
Allah,malaikat-malaikatnya,kitab-kitabnya ,rasul-asulnya,hari kiamat, dan beriman
kepada takdir baik dan buruknya.
Rukun pertama BERIMAN KEPADA ALLAH.
Cakupan iman kepada Allah
beriman kepada Allah mencakup empat hal :
1.
Beriman dengan wujud Allah. Barang siapa yang mengingkari keberadaan Allah, maka dia bukan orang yang
beriman. meskipun demikian tidak mungkin ada orang yang mengingkari wujud Allah
ta’ala dalam dirinya. Tidak juga firaun yang berkata pada musa, siapakah rabb
alam semesta? Dia pun tetap menyimpan keyakinan dalam hatinya akan adanya Allah
dan musa berkata kepadanya :
tA$s%ôs)s9|M÷HÍ>tã!$tBtAtRr&ÏäIwàs¯»ydwÎ)>uÏNºuq»yJ¡¡9$#ÇÚöF{$#urtͬ!$|Át/ÎoTÎ)ury7ZàßV{ÜcöqtãöÏÿ»t#Yqç7÷VtBÇÊÉËÈ
Artinya: Musa menjawab:
"Sesungguhnya kamu telah mengetahui, bahwa tiada yang menurunkan
mukjizat-mukjizat itu kecuali Tuhan yang memelihara langit dan bumi sebagai
bukti-bukti yang nyata; dan Sesungguhnya aku mengira kamu, Hai Fir'aun, seorang
yang akan binasa".
Dan begitu pua dijelaskan dalam surah an namlu
2.
Beriman dengan keesaan Allah dalam rububiyyahnya, artinya engkau
meyakini bahwa dialah satu-satunya rab yang esa dalam rububiyyahnya.
3.
Beriman terhadap keesaaan Allah dalam uluhiyyah-nya, bahwasanya
Allah ta’ala sajalah. yang tidak ada illah yang berhak diibadahi dengan benar
kecuali dia dan tidak ada sekutu baginya.
4.
Beriman dengan Asma Allah dan sifat-sifatnya yaitu dengan
menetapkan apa yang ditetapkanNya untuk dirinya dalam kitabnya atau dalam
sunnah rasulnya.
Rukun kedua : BERIMAN KEPADA MALAIKAT MALAIKAT-NYA
Sabda beliau, وملائكته dan ( dan beriman ) malaikat-malaikatnya). Beliau memulai
dengan malaikat sebelum para rasul dan kitab-kitab, karena malaikat adalah alam
ghaib. Ada[punrasul kita disebut alam inderawi. Dan malaikat tidak akan
menempakkan diri kecuali dengan izin Allah.dan Allah menciptakan dengan cahaya.
Dan cakupan iman kepada malaikat adalah
1.
Beriman dengan nama-nama mereka yang kita ketahui artinya kita
meyakini bahwa ada nama malaikat yang namanya demikian, misalnya jibril dll
2.
Kita beriman bahwa mereka memiliki tugas masing-masing.
Rukun ketiga : BERIMAN KEPADA KITAB-KITABNYA
Sabda beliau, وكتبه
(dan beriman kepada kitab kitabnya) kata كتب adalah bentuk jamak dari كتاب yang berarti maktuub
(Yang ditulis) yang dimaksud adalah kitab-kitab yang diturunkan Allah kepada
rasulnya
Cakupan iman kepada kitab-kitab Allah ta’ala
1.
Kita mengimani bahwa Allah taala telah menurunkan kitab-kitabnya
kepada setiap rasul
2.
Kita mengimani kebenaran pemberitaan yang ada di dalamnya, seperti
kabar –kabar alquran.
3.
Kita beriman terhadap hukum –hukum yang ada di dalamnya.
4.
Dan kita mngimani nama-nama seluruh kitab yang telah kita ketahui
seprti Alquran,taurat injil zabur dan lembara-lembaran Ibrahim dan musa.
Rukun ke empat : BERIMAN KEPADA RASUL-RASULNYA
Sabda beliau, ورسله( dan beriman kepada rasul-rasulnya ) artinya engkau beriman kepada
semua rasul Allah.
Perbedaaan antara nabi dan rasul
1.
Setiap kata nabi yang disebut dalam alquran berarti juga rasul
2.
Nabi adalah seseorang yang diberi wahyu berupa syariat dan
diperintahkan untuk mengamalkannya dan
tidak diperintahkan untuk mendakwahkannya seperti nabi adam. Dan
bebaliknya dengan rasul.
Rukun ke lima : BERIMAN KEPADA HARI AKHIR
Sabda beliau, “ واليوم
اللاخر (dan beriman kepada hari
akhir) yaitu hari kiamat, nah, dinamakan hari akhir karena tahapan atau fase
terakhir dari perjalanan manusia dan makhluk lainnya, manusia menjalani empat
tahab kehidupan :
1. Kehidupan di dalam Rahim ibu
2. Kehidupan di dunia
3. Kehidupan di alam barzakh
4. Di hari kiamat, dan inilah kehidupan
yang paling akhir.
Dan cakupan iman kepada hari akhir.
Beriman kepada hari akhir mencakup empat hal pokok yaitu :
1. Beriman kepada kejadiannya.
¢OèOö/ä3¯RÎ)tPöqtÏpyJ»uÉ)ø9$#cqèWyèö7è?ÇÊÏÈ
Kemudian, Sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari
kuburmu) di hari kiamat.
2. Beriman terhadap apa yang telah
disebutkan pada kitabnya.
3. Beriman terhadap apa yang telah
disebutkan (kejadiannya) di hari akhir berupa perkara-perkara seperti al-haudh(telaga), syafa’at shirat
(titian/ jembatan)
4. Beriman dengan adanya nikmat dan
azab kubur.
Rukun ke enam : BERIMAN KEPADA TAKDIE BAIK DAN BURUKNYA
Sabda beliau, وتؤمن
باالقدر خيره وشره( dan engkau beriman
kepada takdir baik dan buruknya ) dalam perkataa ini beliau mengulangi
kata-kata تؤمن untuk menunjukkan pentingnya beriman kepada qadar (takdir).
Kandungan iman kepada takdir
1.
Al-ilmu, yaitu beriman terhadap ilmu Allah yang meliputi segala hal
yang global maupun yang rinci.
2.
Al-kitaabah, beriman bahwa Allah ta’ala telah mencatat takdir
(Ketentuan) segala sesuatu di lauhil mahfuzh sampai hari kiamat.
3.
Al-masyii-ah, yaitu engaku mengimani bahwa segala yang terjadi di
alam ini berjalan sesuai dengan kehendak Allah ta’ala
IHSAN DAN PENJELASANNYA
PENGERTIAM IHSAN
Kemudian ia berkata, “اخبرني عن الاحسان” kabarkanlah kepadaku
tantang ihsan, االاحسانadalah mashdar dari
kataاحسن-يحسن artinya mencurahkan kebaikan.Dan berbuat ihsan unutk hak
pencipta artinya engka membangun ibadamu di atas pondasi ikhlas kepada Allah
dan mengikuti petunnjuk rasulullah.
TANDA-TANDA KIAMAT DAN PENJEASANNYA
اخبرني عن الساعه, ia berkata, kabarkanlah
kepadaku tentang kiamat, dan setelah nabi menjawab tentang ihsan, jibril tidak
berkata shadaqta. Hal itu mungkin jibril mencukupkannya dengan perkataan
sebelumnya.
Pengertian kiamat
AS-sa’ah (kiamat) yaitu bangkitnya seluruh manusia dari kubur
mereka unutk menghadap rab alam semesta. Keadaan ini dinamakan sa’ah karena
merupakan bencana yang besar Allha berfirman
$ygr'¯»tâ¨$¨Z9$#(#qà)®?$#öNà6/u4cÎ)s's!tø9yÏptã$¡¡9$#íäóÓx«ÒOÏàtãÇÊÈ
Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; Sesungguhnya kegoncangan
hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat).
PEMBAGIAN TANDA-TANDA KIAMAT
Tentang kiamat, para ulama telah membaginya menjadi tiga :
1.
Tanda-tanda yang telah berlalu dan selesai
2.
Tanda-tanda yang senantiasa turun dan berulang, yaitu pertengahan
3.
Tanada-tanda besar terjadinya kiamat.
Ini tambahannya :
Mutiara hadis:
- Malaikat dapat berubah bentuk dan rupa
sesuai dengan yang mereka inginkan.
- Etika belajar dan minta petunjuk kepada
orang alim.
- Bila kata Islam dan iman bergabung, maka
Islam ditafsirkan dengan amal-amal yang tampak sedangkan iman ditafsirkan
dengan amal-amal yang tidak tampak.
- Islam, iman dan ihsan, kesemuanya disebut
dengan agama.
- Hari kiamat adalah masalah yang hanya
diketahui oleh Allah swt. sesuai firman-Nya, "Sesungguhnya di sisi
Allahlah pengetahuan tentang hari kiamat."
- Di antara tanda-tanda hari kiamat adalah
banyaknya budak tawanan dan anak-anak mereka atau banyaknya anak durhaka
kepada ibu, mereka menganggap ibu mereka sebagai budak.
- Wajib beriman kepada kada dan kadar. Semua
yang telah ditakdirkan Allah buat manusia, kebaikan atau keburukan harus
diterima dengan keridaan sebagai takdir Allah.
- Manusia harus meninggalkan semua masalah
yang tidak diketahui hakikatnya.
- Makruh membuat bangunan besar dan indah
yang tidak sesuai dengan kebutuhan.
- Di antara tanda-tanda hari kiamat yang
dikabarkan Nabi saw. bahwa kehidupan orang badui akan makmur sehingga
mereka bermegah-megahan membuat bangunan-bangunan yang indah, kuat dan
kokoh.
Rukun Ketiga:
BERIMAN KEPADA KITAB-KITABNYA
Sabda beliau, ***
“(Dan (beriman kepada) Kitab-Kitab-Nya).” Kata *** adalah bentuk jamak dari ***
yang bermakna maktuub (yang ditulis).
Yang dimaksud adalalah Kitab-Kitab yang diturunkanoleh Allah kepada
Rasul-Rasul-Nya. Tidak ada satu Rasul punmelainkan diturunkan kepadanya sebuah
Kitab, sebagaimana Allah berfirman,
(QS. Al-Baqarah: 213)
“Manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka al-Kitab.” (QS. Al-Baqarah: 213)
“Manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka al-Kitab.” (QS. Al-Baqarah: 213)
Dan Allah berfirman
(QS. Al-Hamidi: 26)
“Dan kami jadikan pada keturunan keduanya kkenabian dan al-Kitab.” (QS. Al-Hamidi: 26)
“Dan kami jadikan pada keturunan keduanya kkenabian dan al-Kitab.” (QS. Al-Hamidi: 26)
Seluruh
Kitab-Kitab dari terdahulu telah dihapus dengan Al-Qur’an dan tidak lagi
diamalkan sebagai syari’at.
Para ulama berbeda pendapat tentang syari’at sebelum kita yang
terdapat di ddalam Al-Quran, apakah kita engamalkan selain perkara yang ditolak
oleh syari’at kita ataukah kita tidak perlu mengamalkannya? Sebagian ulama
mengatakan bahwa syari’at sebelum kita yang menyanggahnya. Hal itu karena
syariat sebelum kita memiliki beberapa kemungkinan:
1.
Syariat kita memang sesuai dengannya
2.
Syariat kita Menyelisihnya
3.
Kita tidak tahu apakah arti syari’at kita selisihinya ataukah
tidak, artinya kita mendiamkannya
CAKUPAN IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH
Beriman kepada Kitab- Kitab Allah mencakup empat perkara:
1.
Kita mengimani bahwa Allah Ta’ala telah menurunkan Kitab-Kitab-Nya
kepada setiap Rasul, dan Kitab-Kitab itu bearasal dari Allah. Tetapi tidak
mengimani bhawa Kitab-Kitab (selain Al-Quran) yang ada pada umat sekarang
berasal dari Allah Ta’ala, karena itu terjadi penyipangan dan perubahan
padanya.
2.
Kita mengimani kebenaran pemberitaan yang ada didalamnya, seperti
kabar-kabar Al-Quran dan semua kabar-kabar yang ada pada semua Kitab terdahulu
yang belm dirubah.
3.
Kita beriman terhadap hokum-hukum yang terdapat didalam semua Kitab
terdahulu yang tidak bertentangan dengan syari’at.
4.
Kita mengimani nama-nama seluruh kitab yang telah kita ketahui.
Seperti Al-Quran, Taurat, Zabur, Injil dan lembaran-lembaran (Shuhuf) Ibrahim dan Musa. Jika seseorang
mengatakan, “ saya tidak beriman kepada kitab Allah yang bernama Taurat,” maka
orang ini kafir, karena beriman kepada Allah mengharuskan beriman kepada
Kitab-Kitab-Nya.
Rukun Keempat:
BERIMAN KEPADA RASUL-RASUL-NYA
Sabda beliau, *** “(Dan (beriman
kepada) Rasul- Rasul-Nya),” artinya engkau beriman kepada seluruh Rasul Allah
dan bermaksud semua Rasul di sini adalah dari jenis manusia.
PERBEDAAN ANTARA NABI DAN RASUL
Perlu diketahui bahwa ada istilah
Rasul dan Nabi, tetapi apakah makna keduanya sama?
Jawabannya, bahwa setiap Nabi yng
disebut didalam Al-Quran berarti Rasul. Artinya setiap kali ditemukan dalam
Al-Quran istilah Nabi, maka itu artinya Rasul. Dalam definisi Nabi adalah
seorang yang diberi wahyu berupa syari’at dan diperintahkan untuk
mengamalkannya, tetapi tidak diperintahkan untuk mendakwahkannya
(menyampaikannya).
Rasul yang pertama adalah Nuh dan
Rasul yang terakhir adalah Muhammad. Dan sebagian ulama menyebutkan bahwa Nabi
Idris termasuk Rasul dikalangan Bani Israil karena namanya slelalu disebut
ketika diceritakan kisah mereka.
TINGKATAN MANUSIA PALING TINGGI DAN ULUL
‘AZMI
Para Rasul adalah tingkatan manusia
yang paling tinggi yang telah Allah anugerahkan kepada mereka. Allah berfirman,
(QS. An-Nissa’: 69)
“Dan barangsiapa YANG MENTAATI Allah
dan Rasul(-Nya), maka mereka itu akan
bersama orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu para Nabi, para
shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahit dan orang-orang shalih. (QS. An-Nissa’:
69)
Para Nabi yang berarti para Rasul,
merekalah oran-orang yang paling utama diantara para Nabi.lalu Rasul yang
paling utama itu ada lima, merekalah yang di sebut dengan Ulul “azmi. Yang di
sebut didalam Al-Quran, pada surat Al-Ahzab dan surat Asy-syuuraa. Allah Ta’ala
berfirman,
(QS. Al-Ahzab: 7)
“ Dan (ingatlah) ketika Kami
mengambil perjanjian dari Nabi dan dari kamu (sendiri), dari Nuh, Ibrahim,
Musa, Isa putera Maryam.” (QS. Al-Ahzab: 7)
Dan surat Asy-Syuuraa Allah
berfirman,
(QS. Asy-Syuuraa: 13)
“Dia telah mensyari’atkan bagimu
agama apa yang telah diwasiatkan.-Nyakepada Nuh dan apa yang telah Kami
wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa, yaitu Tegakkanlah agama.” (QS.
Asy-Syuuraa: 13)
Dan Rasul paling mulia adalah
Muhammad, sebagaimana Nabi Bersabda,
“Aku Pembuka Anak Adam….”
“Aku Pembuka Anak Adam….”
Dan ketika beliat bertemu dengan
para Rasul saat Isra’ , beliaulah yang mejadi imam mereka dalam shalat. Nabi
Ibrahim yang merupakan imamnya orang-orang yang lurus pun shalat dibelakang
beliau,dan telah diketahui bersama bahwa tidak diperselisihkan untuk menjadi
imam shalat kecuali orang yang paling utama.dan Nabi paling utama di antara
Ulul ‘Azmi.
Rukun
Kelima: BERIMAN KEPADA HARI AKHIR
Sabda beliau, ” **** (Dan (beriman
kepada) hari akhir),” yaitu hari Kiamat. Dinamakan akhir karena tahapan(fase)
terakhir dalam kehidupan manusia dan makhluk lainnya. Manusia menjalani empat
tahap kehidupan:
Pertama, kehidupan didalam rahim
ibunya.
kedua, kehidupan didunia.
ketiga, kehidupan di alam barzah.
keempat, di hari kiamat, dan inilah hari paling akhir.
kedua, kehidupan didunia.
ketiga, kehidupan di alam barzah.
keempat, di hari kiamat, dan inilah hari paling akhir.
IMAN
KEPADA HARI KIAMAT
DALAM HAL INI MENCAKUP EMPAT HAL POKOK, YAITU:
1.
Beriman kepada kejadiannya. Dan bahwasanya Allah akan
memmbangkitkan semua yang ada didalam kuburnya, menghidupkan mereka ketika
sangkakala ditiup. Dan bangkitlah seluruh manusia menghadap Allah Rabb sekalian
alam.
2.
Beriman kepada setiap apa yang Allah sebutkan dalam kitab-Nya dan
apa yang telah shahih dari Nabi dari perkara-perkara yang akan terjadi dihari
Akhir, seperti kabar bahwa manusia akan dikumpulkan dalam keadaan tanpa alas
kaki, tidak berpakaian (telanjang),tidak disunat dan buhman, yaitu sama sekali tidak membawa harta.
3.
Beriman kepada apa yang disebutkan (kejadiannya) di hari akhir
berupa perkara- perkara seperti al-baudh (telaga),
syafaat, ash-shirath (titian/jemabatan), Suraga merupakan negeri kenikmatan dan
Neraka merupakan Negeri azab yang keras.
4.
Beriman akan adanya nikmat dan azab kubur, karena hal itu telh
tetap dalam Al-Quran, as-Sunnah, dan
Ijma’ Salafush Shalih.
Rukun
Keenam: BERIMAN KEPADA TAKDIR BAIK DAN TAKDIR BURUKNYA
Sabda beliau “ *** (Dan engkau
beriman kepada akdir baik dan buruknya).” Dalam hal ini beliau mengulangi kata
“ *** (Engkau beriman )“ dan untuk
menunjukkan pentingnya beriman kepada qadar (takdir). Masalah ini sangatlah
penting dan sangatlah fatal akibatnya jika kia salah dalam memahaminya.
IMAN KEPADA TAKDIR
Beriman kepada takdir Allah mengandung empat perkara:
1.
Al-Ilmu, yaitu beriman terhadap ilmu Allah yang meliputi segala hal yang
global maupu yang rinci. Dalilnya adalah keumuman dalil-dalil yang ada, seperti
firman Allah;
“Dan Allah maha mengetahui segala sesuatu” (QS. Al-Baqarah: 282)
“Dan Allah maha mengetahui segala sesuatu” (QS. Al-Baqarah: 282)
2.
Al-Kitaabah, yaitu
beriman kepada Allah Ta’ala telah menctt takdir (ketentuan) segala sesuatu di Lauhul Mahfuzh sampai hari Kiamat.
“ Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam kitab induk yang nyata (Lauhul Mahfuzh).“ (QS. Yaasiin: 12)
3.
Al-Masyii-ah, yaitu engkau mengimani bahwa apa yang segala terjadi di alam ini
berjalan sesuai dengan kehendak Allah Ta’ala. Maka tidak ada satupun kejadian
yang lepas (keluar) dari kehendak-Nya. Oleh karena itu selurruh kaum muslimin
sepakat meyakini ungkapan berikut:
“Apa yang Allah kehendaki pasti terjadi dan apa yang tidak Dia kehendaki pasti tidak akan terjadi”
“Apa yang Allah kehendaki pasti terjadi dan apa yang tidak Dia kehendaki pasti tidak akan terjadi”
4.
Al-Khalq, artinya beriman kepada Allah telah menciptakan segala sesuatumaka
kita akan mengimani keumuman ciptaan Alla Ta’ala atas segala sesuatau. Allah
Ta’ala berfirman:
“Dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, lalu Dia menetapkan ukuran-ukurnnya dengan serapi-rapinya.” (QS. Al-Furqan: 2)
“Dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, lalu Dia menetapkan ukuran-ukurnnya dengan serapi-rapinya.” (QS. Al-Furqan: 2)
IHSAN
Kemudian ia berkata “ ***
(kabarkanlah kepadaku tentang ihsan).” ***
adalah masdhar (asal kata)
dari kata *** , artinya mencurahkan
kebaikan. Dan berbuat baik kepada hak Pencipta artinya engkau membangun
ibadahmu diatas ikhlas kepada Allah Ta’ala dan mengikuti petunjuk Rasulullah.
SYARAT DALAM IBADAH
Nabi bersabda, *** (Ihsan adalah
engkau yang beriman kepada Allah…). Ibdah kepada Allah tidak dianggap benar
kecuali dengan dua perkara, yaitu:
1.
Ikhlas kepada Allah
2.
Mutaaba’ah(mengikuti petunjuk) Rasulullah.
Artinya seseorang beribadah kepada
Rabb-Nya seolah-olah ia melihat=Nya. Ibdah ini berarti juga ibadah permintaan,
tuntunan dan kerinduan. Seseorang ang berbadah seperti ini akan mendapatkan
dorongan dari dalam hatinya untuk melakukannya,
karena ia meminta sesuatu yang ia dicintainya, maka ia akan beribadah
kepada Allah seperti ia melihat-Nya, sehinggga ia mau menjadiakannya dan
mendekatkan diri kepada-Nya.
TANDA-TANDA KIAMAT
“*** (Ia berkata, ‘ kabarkanlah
kepadaku tentang kiamat’).” Setelah Nabi menjawab tentang ihsan, jibril tidak
berkata, “shadaqta” (engkau benar), hal itu mungkin jibril mengucapkannya
denag perkataan sebelumnya.
(Kiamat) yaitu bangkitnya seluruh
manusia dari kubur mereka untuk menghadapi Rabb semeta alam. Hal ini dinamakan As-saa’ah karena Kiamat meupakan bencana
yang sangat besar. Allah berfirman:
“Hai anusia bertakwalah kepada
Rabb-mu, sesungguhnya goncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang
sangat besar(dahsyat).” (QS. Al-Hajj: 1)
Tentang tanda-tanda Kiamat, para
ulama telah membagikan kedalam tiga bagian:
a.
Tanda-tanda yang berlaku dan telah selesai.
b.
Tanda-tanda yang senantiasa turun dan berulang, yaitu pertengahan.
c.
Tanda-tanda besar menjelang terjadnya Kiamat.
Diantaranya tanda-tanda datangnya
hari Kiamat seperti yang disebutkan oleh Rasulullah adalah ”********* (Seorang
hamba sahaya wanita melahirkan tuannya),”
Makna yang lebih
kuat, bahwa budak wanita ini melahirkan orang-orang yang akan menjadi
tuan-tuannya dan pemiliknya, di mana ia sebagai budak bagi tuan yang pertama
lalu melahirkan orang yang akan menjadi tuan dan pemiliknya. Ini merupakan
kiasan (kinayah) tentang perubahan keadaan yang terjadi dengan cepatnya.
BEBERAPA FAEDAH (PELAJARAN) DALAM HADIST INI:
Hadist ini memiliki faedah yang
sangat banyak. Jika Kami hanya menyimpulkan sedikit saja dari apa yang bisa
kita petik, di antaranya:
1.
Penjelasan akan indahnya akhlak Nabi saw, dimana beliau
duduk bersama para Sahabatnya, beliau tidak menyendiri sehingga melihat dirinya
melebihi dari yang lainnya, bahkan diantara sikap tawadhu’ beliau saw
seorang budak perempuan pernah menuntun beliau agar datang kerumahnya untuk
membantu memeras susu kambingnya.
2.
Bolehnya para murid duduk-duduk dengan guru mereka dan juga orang
yang (kedudukanya) lebih terhormat dari merek, tetapi dengan syarat hal ini
tidak menyia-nyiakan waktu guru dan orang yang lebih terhormat tersebut.
3.
Bahwa para Malaikat mampu berubah wujud dengan wujud apa
saja selain wujudnya (dengan izin Allah), karena Jibril mendatangi Nabi
saw dalam rupa seorang laki-laki, sebagaimana disebutkan dalam hadist ini.
4.
Hendaklah seseorang memiliki adab terhadap pengajarnya sebagaimana Jibril,
di mana ia duduk di depan Nabi saw dengan sikap duduk orang yang beradab
guna mendapatkan ilmu dari beliau.
5.
Bolehnya tauriyah. Hal
ini diambil dari ungkapan, “ يا محمّد(Wahai
Muhammad).” Jibril melakukan tauriyah agar
orang-orang sekitar menyangka bahwa ia adalah seorang arab kampung (Badui),
karena penduduk kota yang memiliki akhlak mulia tidak memanggil Rasulullah
saw dengan panggilan seperti ini.
6.
Keutamaan Islam. Dan sepatutnya apa yang pertama kali ditanyakan
oleh seseorang adalah tentang Islam. Oleh karena itu jika Nabi saw
hendak mengirim para utusan untuk berdakwah kepada Allah, beliau memerintahkan
mereka untuk memulai dakwah tersebut dengan persaksian ”
لااله الله
وأنّ محمّد ااـرّسول الله” (bahwa tidak ada yang
diibadahi dengan benar kecuali Allah dan
bahwa Muhammad adalah Rasulullah) sebelum yang lainnya.
7.
Bahwa rukun islam itu ada lima sebagaimana dalam hadist ini, dan
dikuatkan pula dengan hadist dari ‘Abdullah bin ‘Umar.ra, bahwa Nabi saw
bersabda,
بني الإسلام على خمسٍ...
“Islam itu dibangun di atas lima perkara...”
8.
Keutamaan shalat, dan bahwa shalat didahulukan sebelum rukun-rukun
lainnya setelah syahadatain.
9.
Anjuran untuk mendirikan shalat dan melaksanakannya dengan
istiqamah (terus-menerus), dan shalat termasuk salah satu rukun Islam.
10.
Menunaikan zakat, berpuasa ramadahan dan melaksanakan ibadah haji
ke Baitullah termasuk rukun Islam, demikian pula rukun-rukun lainnya.
Dikatakan bahwa jika seseorang belum
bersaksi dengan syahadatain, maka berdasarkan ijma’ (kesepakatan) dia adalah orang kafir, tidak ada perselisihan
di dalam masalah ini. Adapun orang Islam
yang meniggalkan shalat, zakat, haji, atau salah satu darinya, maka dalam hal
ini para ulama berselisih (apakah ia masih muslim ataukah sudah kafir).
Seseorang tidak dikatakan kafir jika
dia meninggalkan empat rukun ini, kecuai shalat. Hal ini berdasarkan perkataan
‘Abdullah bin Syaqiq...warahimallah,,,” Para Sahabat Nabi saw tidak
melihat suatu amalan yang jika ditinggalkan maka hal itu dapat menyebabkan
kekufuran, kecuali shalat.” Dan dalil dalam masalah sudah banyak dikenal. Dan
juga tentang meninggalkan shalat yang telah ditentukan waktunya tidak bisa diqadha’ jika dia meninggalkannya hingga
waktunya keluar dari ketentuannya tanpa adanya udzur (alasan) yang dibenarkan.
Seabab, sekalipun dia mengqadha’nya
maka hal itu tidak bermanfaat baginya.
Demikian pula dalam hal puasa, jika
seseorang meniggalkan puasa satu hari saja dengan sengaja tanpa alasan yang
dibenarkan kemudian ia menyesal setelah memasuki bulan syawwal dan ingin mengqadha’nya, maka kita katakan kepadanya,
”Kamu tidak perlu mengqadha’nya,
meskipun kamu mengqadha’nya maka hal
itu tidak gunany, karena kamu telah melanggar ketentuan Allah, berdasarkan
sabda Nabi,
من عمل عملاً ليس أمرنا فهو ردّ.
“Barangsiapa yang
melakukan suatu amalan (ibadah) yang bukan termasuk urusan (agama) kami, maka
ia tertolak.”
Maka orang yang meninggalkan shalat
dan orang yang meninggalkan puasa tanpa alasan yang dibenarkan hingga waktunya
habis, hendakalah keduanya banyak melakukan ketaatan, istighfar dan amal shalih disertai dengan taubat yang
sebenar-benarnya.
Adapun tentang zakat, jika seseorang
meninggalknnya kemudian bertaubat maka hal itu membersihkannya, dan kita
katakan kepadanya, “Tunaikanlah zakat yang engkau tinggalkan, karena tidak ada
batasan waktu,” dan syari’at tidak mengatakan, ‘Jangan engkau membayar zakat
kecuali pada bulan tertentu (seperti batasan yang ada dalam ibadah lainnya).
Masalah haji pun demikian, jika
seseorang memang mampu melaksanakan haji kemudian dia meninggalkannya dengan
menyia-nyiakan kewajiban haji hingga meninggal duni, maka dia tidak perlu dihajika,
karena orang ini tidak ingin melaksanakannya.
11.
Perpindahan dari hal yang lebih rendah kepada hal yang lebih
tinggi. Jika perkara Islam dibandingkan dengan perkara iman maka Islam lebih
rendah (derajatnya), karena setiap manusia memungkinkan untuk masuk Islam
secara zhahir. Akan tetapi iman bukanlah perkara yang sepele, karena tempatnya
itu di hat, dan mensifatkan sesuatu dengannya merupakan perkara yang sulit.
12.
Bahwa Islam bukanlah iman, karena Jibril bertanya, “Kabarkanlah
kepadaku tentang Islam,” dan Jibril juga bertanya, “Kabarkanlah kepadaku
tentang iman.” Ini menunjukakan keduanya berbeda.
Jika disebutkan kata iman saja maka
secara otomatis Islam pun termasuk di dalamnya, dan jika disebutkan kata Islam
saja maka secara otomatis mengandung makna iman. Adapun jika Islam dan iman
disebutkan secara bersamaan, maka masing-masing memiliki makna yang berbeda:
·
Islam bermakna setiap perbuatan yang nampak secara zhahir berupa
perkataan lisan dan amal anggotan badan.
·
Iman bermakna setiap perbuatan yang berhubungan dengan barthin
berupa keyakinan-keyakinan hati. Contohnya adalah hadist yang kita bahas ini.
13.
Rukun iman itu ada enam seperti yang telah dijelaskan. Keenam rukun
ini (jika diyakini dengan benar) akan mewariskan kepada pemiliknya kekuatan
untuk memohon dalam melaksanakan ketaatan dan rasa takut kepada Allah swt.
14.
Barangsiapa yang mengingkari salah satu dari keenam rukun iman ini,
maka dia telah kafir, karena dia mendustakan apa yang telah dikabarkan oleh
Rasulullah saw.
15.
Menetapkan adanya Malaikat dan wajibnya beriman kepada mereka.
[جَاعِلِ ااـملا ءـكة رسلاً أُولي أجنحةٍِ]
“Yang menjadikan Malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus
berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap.” (QS.Faathir: 1)
16.
Kita harus beriman kepada seluruh Rasul. Jika seseorang beriman
kepada Rasulnya saja dan mengingkari Rasul selainnya, maka berarti dia belum
beriman kepada Rasulnya, bahkan dia termasuk kafir karena sama artinya dia
mendustakan seluruh Rasul. Demikian pula dengan Kitab, meskipun yang
didustakannya hanya satu kitab saja.
17.
Penetapan hari Akhir yang disebut dengan hari Kiamat, di mana
manusa dibangkitakan dari kubur mereka untuk dilakukannya hisab (perhitungan)
dan diberi balasan, yang berakhir dengan tinggalnya penduduk Surga di tempat
mereka dan juga penduduk Neraka di tempatnya.
Setiap orang musyrik telah
mengingkari hari Kebangkitan, Allah mengambarkan keyakinan mereka dalam
firmannya,
[وضرب لنا مثلاونسي خلقه قال من يحيي ااـعظام
وهي رميمِِ]
“Dan dia membuat perumpamaan bagi kami; dan dia lupa pada
kejadiaanya; ia berkata, ‘Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang yang
telah hancur?’ “ (QS.Yaasiin: 78)
18.
Wajib bagi kita beriman kepada takdir yang baik dan yang buruk. Dan iman kepada
takdir ini adalah ‘medan peperangan’ yang besar sejak zaman para Sahabat hingga zaman kita sekarang ini. Di awal telah
kita terangkan empat hal yang merupakan tingkatan yang terkandung dalam
keimanan terhadap takdir ini.
EmoticonEmoticon