PENDAHULUAN
Para ulama dan ahli tafsir terdahulu memberikan perhatian
yang besar terhadap penyelidikan surat-surat
Al-Qur’an. Mereka meneliti al-Qur’an ayat demi ayat dan surat demi surat
untuk disusun sesuai dengan nuzulnya, dengan memperhatikan waktu, tempat dan
pola kalimat. Bahkan lebih dari itu, mereka mengumpulkannya sesuai dengan
waktu, tempat dan pola kalimat. Cara demikian merupakan ketentuan cermat yang
memberikan kepada peneliti obyektif, gambaran mengenai penyelidikan ilmiah
tentang ilmu Makki dan Madani.
Tema-tema seputar Makki dan Madani ini sangat banyak
ragam penyelidikannya. Abu al-Qasim al Hasan al Muhammad bin Habib al-Nasyaburi
menyebutkan dalam kitabnya al-Tanbib ‘ala fadll ‘Ulum al-Qur’an, bahwa di
antara ilmu-ilmu al-Qur’an yang paling mulia adalah ilmu tentang nuzul
al-Qur’an dan tempat turunnya, urutan turunnya di Mekkah dan di Madinah,
tentang yang diturunkan di Mekkah tetapi masuk dalam kategori Madaniyah dan
diturunkan di Madinah tetapi masuk dalam kategori Makkiyah, tentang yang
diturunkan di Mekkah mengenai penduduk Madinah dan yang diturunkan di Madinah
mengenai penduduk Mekkah, tentang yang serupa dengan yang diturunkan di Mekkah
(Makki) tetapi termasuk Madaniyah dan serupa dengan yang diturunkan di Madinah
(Madaniyah) tetapi termasuk Makkiyah, dan tentang yang diturunkan di Juhafah,
di Bayt al-Maqdis, di Tha’if maupun Hudaibiyyah. Demikian juga yang diturunkan
di waktu malam, di waktu siang, secara bersamaan ataupun sendiri-sendiri.
Ayat-ayat Makki dan surat-surat Madani atau sebaliknya dan seterusnya;
tema-tema itu keseluruhan berjumlah tidak kurang dari 25 pokok bahasan.
Kesemuanya itu terkumpul dalam satu ilmu yaitu Ilmu Makki dan Madani.
PEMBAHASAN
A.
Definisi Al-Makki dan Al-Madani
Ada
beberapa definisi tentang al-Makki dan al-Madani yang diberikan oleh para ulama
yang masing-masing berbeda satu sama lain. Perbedaan ini disebabkan kriteria
yang disebabkan oleh perbedaan kriteria yang ditetapkan untuk menetapkan Makki
atau Madani sebuah surat atau ayat. Ada tiga pendapat yang dikemukakan ulama
tafsir dalam hal ini :
1.
Berdasarkan
tempat turunnya suatu ayat
Makkiyah ialah suatu ayat yang diturunkan di Mekkah,
sekalipun sesudah hijrah, sedang Madaniyah ialah yang diturunkan di Madinah.
Berdasarkan rumusan di atas, makkiyah
adalah semua surat atau ayat yang diturunkan di wilayah Mekkah dan sekitarnya.
Sedangkan Madaniyyah adalah semua surat atau ayat yang diturunkan di Madinah.
2.
Berdasarkan
khittab/ seruan/ panggilan dalam ayat tersebut.
Makkiyah ialah
ayat yang khittabnya/panggilannya ditujukan kepada penduduk Mekkah, sedang
Madaniyah ialah yang khittabnya ditujukan kepada penduduk Madaniyah.
Berdasarkan rumusan di atas, para
ulama menyatakan bahwa setiap ayat atau surat yang dimulai dengan redaksi يا أيها الناس (wahai sekalian
manusia) dikategorikan Makkiyyah, karena pada masa itu penduduk Mekkah pada
umumnya masih kufur. Sedangkan ayat atau surat yang dimulai dengan يا أيها الذين أمنوا (wahai
orang-orang yang beriman) dikategorikan Madaniyyah, karena penduduk Madinah pada
waktu itu telah tumbuh benih-benih iman di dada mereka.
3.
Berdasarkan
masa turunnya ayat tersebut.
Makkiyyah ialah ayat yang
diturunkan sebelum Nabi hijrah ke Madinah, sekalipun turunnya di luar Mekkah,
sedang Madaniyah ialah yang diturunkan sesudah Nabi hijrah, sekalipun turunnya
di Mekkah.
Berdasarkan
rumusan diatas, yang diturunkan sesudah hijrah sekalipun di Mekah atau Arafah,
adalah Madani.
B.
Klasifikasi Ayat-Ayat dan Surat-Surat Al-Qur’an
Pada
umumnya, para ulama membagi surat-surat al-Qur’an menjadi dua kelompok, yaitu
surat-surat Makiyyah dan Madaniyyah. Mereka berbeda pendapat dalam menetapkan
jumlah masing-masing kelompoknya. Sebagian ulama mengatakan bahwa jumlah surat
Makiyyah ada 94 surat, sedangkan Madaniyyah ada 20 surat. Sebagian ulama lain mengatakan
bahwa jumlah surat Makiyyah ada 84 surat, sedangkan yang Madaniyyah ada 30
surat.
Perbedaan-perbedaan
pendapat para ulama itu dikarenakan adanya sebagian surat yang seluruhnya
ayat-ayat Makkiyyah atau Madaniyyah dan ada sebagian surat lain yang tergolong
Makiyyah atau Madaniyyah, tetapi di dalamnya berisi sedikit ayat yang lain
statusnya. Surat-surat al-Qur’an itu terbagi menjadi empat macam :
1.
Surat-surat
Makiyyah murni, yaitu surat-surat Makiyyah yang seluruh ayat-ayatnya juga
berstatus Makiyyah semua, tidak ada satupun yang Madaniyyah.
2.
Surat-surat
Madaniyyah murni, yaitu surat-surat Madaniyyah yang seluruh ayat-ayatnya juga
berstatus Madaniyyah semua, tidak ada satupun yang Makiyyah.
3.
Surat-surat
Makiyyah yang berisi ayat Madaniyyah, yaitu surat-surat yang sebetulnya
kebanyakan ayat-ayatnya adalah Makiyyah, sehingga berstatus Makiyyah, tetapi di
dalamnya ada sedikit ayatnya yang berstatus Madaniyyah.
4.
Surat-surat
Madaniyyah yang berisi ayat Makiyyah, yaitu surat-surat yang sebetulnya
kebnyakan ayat-ayatnya adalah Madaniyyah, sehingga berstatus Madaniyyah, tetapi
di dalamnya ada sedikit ayatnya yang berstatus Makiyyah.
C.
Karakteristik Makiyyah dan Madaniyyah
Para
ulama telah menetapkan karakteristik Makiyyah dan Madaniyyah sebagai berikut :
a.
Karakteristik Makiyyah
Ada beberapa
karakteristik yang dimiliki Makiyyah di antaranya :
1. Setiap surat yang di dalamnya terdapat
kata كلا Kata ini dipergunakan untuk memberi peringatan yang tegas dan
keras kepada orang-orang Mekkah yang keras kepala.
2. Setiap surat yang di dalamnya terdapat
ayat sajdah termasuk Makiyyah.
3. Setiap surat yang di dalamnya terdapat
kisah para Nabi dan umat-umat terdahulu termasuk Makiyyah, kecuali surat
al-Baqarah dan Ali ‘Imran yang keduanya termasuk Madaniyyah. Adapun surat
al-Ra’d yang masih diperselisihkan.
4. Setiap surat yang di dalamnya terdapat
kisah Nabi Adam dan Iblis termasuk Makiyyah, kecuali surat Al-Baqarah yang
tergolong Madaniyyah.
5. Setiap surat yang dimulai dengan huruf
abjad, alphabet (tahjjiy) ditetapkan
sebagai Makiyyah, kecuali Al-Baqarah dan Ali ‘Imran. Huruf tahjjiy yang
dimaksud di antaranya ك ي ه ص
ع, ط ه س ي, ح م, dll.
6. Mengandung seruan (nida’) untuk beriman
kepada Allah dan hari kiamat dan apa-apa yang terjadi di akhirat. Di samping
itu, ayat-ayat Makiyyah ini menyeru untuk beriman kepada para rasul dan para
malaikat serta menggunakan argumen-argumen akal, kealaman dan jiwa.
Membantah argumen-argumen kaum Musyrikin dan
menjelaskan kekeliruan mereka terhadap berhala-berhala merekaUNTUK MENDAPATKAN MAKALAH SECARA LENGKAP SILAHKAN DOWNLOAD DISINI
EmoticonEmoticon