Agama Adalah
Nasihat
Matan
Hadits:
عَنْ أَبِيْ رُقَيَّةَ تَمِيْم بْنِ
أَوْسٍ الدَّارِيِّ رضي الله عنه أَنَّ النبي صلى الله عليه وسلم قَالَ: الدِّيْنُ
النَّصِيْحَةُ قُلْنَا: لِمَنْ يَارَسُولَ اللهِ ؟ قَالَ: للهِ،ولكتابه،
ولِرَسُوْلِهِ، وَلأَئِمَّةِ المُسْلِمِيْنَ، وَعَامَّتِهِمْ . رواه
مسلم
Dari Abu Ruqayyah Tamim bin Aus Ad Dari Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
“Agama adalah nasihat.” Kami
berkata: “Untuk siapa wahai
Rasulullah?” Beliau bersabda: “Untuk Allah, kitabNya, RasulNya, para
pemimpin kaum muslimin, dan orang umumnya.” (HR. Muslim)
Derajat
Hadits:
Shahih,
diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab Shahihnya, hadits no. 55 dan no. 95.
Biografi
Singkat Perawi Hadits:
Perawi
hadits ini, Abu Ruqayyah Tamim bin Aus ad-Daary radhiyallahu ‘anhu adalah salah seorang sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang
berasal dari negeri Palestina, tepatnya di kota Bait al-Lakhm (Betlehem).
Meninggal pada tahun 40 H. Beliau termasuk sahabat yang sedikit riwayat
haditsnya, di dalam kutub as sittah
(Kutub as-Sittah adalah enam buku inti yang menghimpun hadits-hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
buku-buku itu adalah: Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abi Dawud, Sunan
at-Tirmidzi, Sunan an-Nasai dan Sunan Ibn Majah) beliau hanya memiliki sembilan
hadits saja, di dalam shahih muslim hanya ada satu hadits saja yang beliau
riwayatkan, yaitu hadits yang akan kita bahas kali ini, yang mana dia merupakan
hadits yang paling masyhur di antara hadits-hadits yang beliau riwayatkan.
(Lihat: Siyar A’lam an-Nubala,
(II/442-448))
Biografi Imam Muslim (204-261 H =
810- 874 M)
Imam Muslim ialah: Abu al-Husin Muslim Ibn al-Hajjaj
Ibn Muslim al-Qusyairy al-Nasaiburi. Beliau seorang imam hadits yang terkemuka
sesudah Imam Bukhari.
Ia juga sudah belajar hadis sejak kecil seperti Imam
Bukhari dan pernah mendengar dari guru-guru Al-Bukhari dan ulama lain selain
mereka. Orang yang menerima hadis dari Imam Muslim, termasuk tokoh-tokoh ulama
pada masanya. Ia juga telah menyusun
beberapa karangan yang bermutu dan bermanfaat. Yang paling bermanfaat
adalah kitab shahihnya yang dikenal dengan Shahih Muslim.
Ia belajar hadis sejak usia dini,
yaitu saat ia berusia 16 tahun, yaitu mulai tahun 218 H. Ia pergi ke Hijaz,
Irak, Syam, Mesir, dan negara-negara lainnya. Di khurasan, ia berguru kepada
Yahya bin Yahya dan Ishak bin Rahawaih; di Ray, di berguru kepada Muhammad bin
Mahran dan Abu ‘Ansan; di Irak, ia belajar hadis kepada Imam Ahmad dan Abdullah
bin Maslamah; di Hijaz, ia belajar kepada Sa’id bin Mansur dan Abu Mas ‘Abuzar;
di Mesir, ia berguru kepada ‘Amr bin Sawad, Harmalah bin Yahya, dan kepada
ulama ahli hadis yang lain.
Ketika Imam Bukhari datang ke
Naisabur, ia sering datang kepadanya untuk berguru, sebab ia mengetahui jasa
dan ilmunya. Dan ketika terjadi fitnah atau kesenjangan antara Bukhari dan
Az-Zihli, ia bergabung dengan Bukhari sehingga hal ini menjadi sebab
terputusnya hubungan dengan Az-zihli.
Imam
Muslim wafat pada minggu sore dan dikebumikan di kampung Nasr Abad, salah satu
daerah di luar Naisabur, pada hari senin, 25 Rajab 261 H/ 5 Mei 875 M dalam
usia 55 tahun.
C. Penjelasan Kebahasaan
"عن ابي رقية"(Dari Abu Ruqayyah)” ini adalah kun-yah(julukan)dengan
nama perempuan,Padahal kebanyakan kun-yah adalah dengan nama laki-laki
,tetapi terkadang ada yang menggunakan nama perempuan,lebih-lebih jika orang
tersebut terkenal,bahkan adapula yang kunyah-nya kepada selain manusia
,seperti Abu hurairah,Beliau R.A terkenal dengan kun-yah ini ,karena
ketika itu beliau sangat akrab dengan kucing yang akhirnya dijuluki dengan
‘bapak kucing’.
"الدين النصيحة"(Agama itu adalah nasehat).” Kata الدين"” sebagai mubtada’
(subjek), dan kata “النصيحة” sebagai khabar
(Preedikat),dan setiap mubtada’ dan
khabar harus berbentuk
ma’rifah(yang tertentu).Para ulama balaghah mengatakan bahwa jika
mubtada’ dan khabar berbentuk ma’rifah,maka hal itu termasuk
cara untuk mengkhususkan ungkapan (Thariqul hasr).
Sabda beliau “ الدين النصيحة (Agama itu
adalah nasihat ),” seperti perkataan ,”Tidak ada agama kecuali nasehat .”Jika
seluruh isi kalimat ini berupa ma’rifah ,maka hal itu masuk ke dalam bab
hasr.
Sabda beliau ,” الين” yang
dimaksud dengannya adalah diinul ‘amal (Agama),Karena kata “addiin”sendiri
memiliki dua makna ;yaitu agama dan hari pembalasan.
Firman Allah Ta’ala,
ما لك يوم الد ين
“yang menguasai hari pembalasan.”(QS.Al-Faatihah:4)
Ad-diin
dalam yat ini maksudnya ialah hari pembalasan.
Firman
Allah Ta’ala
ورضيت لكم
الاسلام دينا
“dan telah ku-ridhai islam itu menjadi agamamu.”(QS.Al-Maidah : 3 )
Dan ad-diin yang dimaksud dalam ayat ini adalah agama.
D.KandunganHadits
Hadits ini
ialah hadits yang singkat dan padat yang merupakan ciri khas Rasulullah dalam berbicara
,yaitu kalimat yang singkat tetapi mengandung makna yang banyak dan faedah yang
agung sehingga kita melihat bahwa seluruh sunnah dan hokum syariat,baik yang
pokok maupun yang cabang,terdapat dalam hadits ini.
Lebih spesifik
lafaz “Kepadakitab-Nya”karena kitabullah mencakup semua masalah agama ,yaitu berupa :Ushul(pokok),Furu’ (cabang),amal zhahir dan akidah
.apabila seseorang beriman kepadanya dan mengamalkan isi dari ajaran-ajaran
yang kita diwajibkan untuk bersikap jujur kepadanya ,maka ia telah menghimpun syariat-syariat
islamsecara keseluruhan.
Oleh Karena itu,para ulama mengatakan bahwasanya hadits ini merupakan poros agama/ajaranislam.
A.Makna-makna Nasihat yang terdapat di dalam hadits
1.Nasihat kepada Allah,adalah dengan beriman kepada allah,tidak menyukutukan-Nya,tidak tersesat dalam meyakini sifat-Nya.Dia menyifati Allah dengan sifat keagungan dan kesempurnaan,menucikan
Allah dari berbagai kekurangan , ikhlas dalam beribadahkepada-Nya,menaati-Nya dan menjauhi maksiat,cinta dan benci karena- Nya.Memberikan loyalitas kepada orang yang
menaati-Nyadan memusuhi
orang yang bermaksiatkepada-Nya.Komitmen seorang muslim dalam ucapan dan perbuatannya.
2.Nasehat kepada kitabullah
yaitu beriman kepada kitab –kitab samawi yang diturunkan dari sisi Allah .
Beriman bahwa al quran adalah kitab penutup dan pembenar atas semua kitab
sebelumnya . ia merupakan kalamullah (firman Allah ) yang bersifat mukjizat,
Allah menjaganya dengan hafalan para penghafal alquran dan tulisan dalam
mushaf- mushaf dan Allah menjamin kepeliharaannya.
Diturunkan dari sisi Allah.Beriman kepada Al-Quran sebaga kitab penutup dan pembenar atas semua kitab sebelumnya.
Nasehat seorang muslim kepada kitab Allah ialah Dengan cara :
a. Membaca dan menghafalnya ,karena dengan membaca dan menghafalnya akan mendapat kebaikan-kebaikan yang agung yang akan memberikan kita syafa’at pada hari kiamat.Diriwayatkan dari imam muslim
اقرؤالقرءان،فاءنه ياءتي يوم القيمة
شفيعا لاصحابه
“Bacalah Al-Quran karena ia akan dating pada hari kiamat member syafaat kepada para
pembacanya”
b.
Membacanya dengan tartil dan membaguskan suara ketika membacanya sehingga bacaan nya lebih menyentuh hati dan meresap kedalam jiwa.Imam muslim meriwayatkan dari rasulullah S.A.W
ليسي منا
من لم يتغين با لقران
“Bukan dari golongan kami yang tidak memerdukan suaranya dengan Al-Quran”
c.
Mentadabburi makna-makna Al-Quran dan memahami ayat-ayatnya,Allah ta’ala berfirman,
افلا يتدبرون القران ام على قلوب اقفا
لها
“maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Quran
ataukah hati mereka telah terkunci
(Muhammad:24)
Memahami dan mengamalkannya.Tidak ada kebaikan membaca tanpa disertai dengan pemahaman,dan tidak ada kebaikan dalam pemahaman tanpa pengamalan.
3.Nasehat kepada Rasulullah
.Yaitu dengan membenarkan risalahnya ,mengimani apa yang di bawanya berupa
Al-Quran dan sunnah.mencintai dan menaatinya.Mencinta rasulullah ialah konsekuensi
dari cinta kita kepada Allah S.W.T
قل انكنتم تحبون
الله فا تبعوني
“katakanalah jika kamu benar-benar mencintai Allah ,ikutilah aku ,niscaya Allah
mengasihimu”(Ali Imran: 31)ا
Nasehat kepada rasulullah setelah beliau wafat menuntut kaum muslimin untuk membaca sirahnya (sejarah perjalanan hidupnya )dalam kehidupan berumah tangganya,berakhlak dengan akhlaknya ,mengambil pelajaran dan ibrah dari sejarah hidupnya,berjuang untuk menyebarkans unnahnya kepadas eluruh manusia,membelanya dari tuduhan-tuduhan para musuhnya,Ahli bathilah lima’siat dan ahli bid’ah dan kesesatan.
4.Nasehat
kepada pemimpin muslimin,bias berupa pemerintah atau yang mewakilinya dan bias juga para ulama dan tokoh perbaikan(parada’i),Nasehat kita kepada mereka ialah dengan kita mencintainya ketika mereka ada dalam kebenaran,petunjuk dan keadilan,kita tidak mencintai mereka karena pribadinya atau karena terealisasinya kepentingan kita lewat tangan mereka.kita cinta ketika umat bersatu dibawah naungan hukumnya yang adil.kita benci perpecahan umat dan terkungkungnya mereka oleh hukum yang zalim .bentuk nasihat kita ialah membantu mereka dalam mewujudkan kebenaran ,menaati dan mengitkan mereka ,mengkritik mereka dengan penuh kasih sayang,hikmah dan lemah lembut.karena tidak ada kebaikan pada umat yang tidak menasehati pemimpinya.
Nasehat kita kepada para ulama ialah dengan mengingatkan mereka akan tanggung jawab yang di pikulkan di
atas pundaknya,menjaga ucapan kita dari menyakiti dan menghina mereka,karena hal itu akan menghilangkan kewibawaan mereka dan menjadikan mereka sebagai orang-orang yang
tertuduh.
5.Nasehat
kepada seluruh kaum muslimin.Yaitu dengan menunjuki mereka ke jalan yang akan menghantar kan kepada kemaslahatan dunia dan akhirat.yang sangat disayangkan ialah banyak nya kaum muslimin yang tidak peduli untuk menasehati orang lain
,terutama dalam hal urusan ukhrawi ,mereka hanya terbatas pada urusan-urusan duniawi dan kemegahannya .Nasehat tidak boleh berhenti hanya sebatas perkataan ,tetapi harus ditindak lanjut idengan amal perbuatan ,sehingga nasihat di kalangan kaum muslimin berperan sebaga tabir penutup aib,penambal celah-celah yang
bolong,menolak mudharat,mendatangkan maslahat,memerintahkan kepada kebaikan dan melarang dari pada kemungkaran,menghormati yang lebih besar,menyayangi yang kecil ,tidak menipu dan dengki ,walau dalam nasehat dia harus menaggung kerugian fisik atau harta.
B.Ucapan-Ucapan ulama tentang nasehat
Hasan
Al-Bashri mengatakan
“kamu tidak disebut sebagai pemberi nasihat yang sebenarnya kepada saudaramu hingga kamu menganjurkannya kepada sesuatu yang dia tak sanggup mengerjakannya”
Abu
Bakar al-Muwzani berkata
:Abu Bakar Ash-Shiddiq tidak mengungguli sahabat-sahabat rasulullah yang lain
dengan puasa dan shalat,akan tetapi mengungguli mereka dengan sesuatu yang ada di
hatinya “kemudian dia berkata “Yang ada dihatinya ialah cinta karena Allah
Azzawajalla dan nasehat kepada seluruh makhluk-Nya”
Al-Fudhail
bin iyadhberkata,”Tidaklah unggul
di antara kita
orang yang unggul dalam shalat dan puasanya ,tetapi yang
unggul diantara kita ialah yang ungul dalam kemuliaan jiwa,keselamatan hati dan nasehat kepada seluruh umat.”
C.Adab nasihat dalam islam
Adab nasehat dalam islam ialah seorang muslim menasehati saudara muslim lainnya dengan cara sembunyi-sembunyi ,karena barang siapa menutupi aib orang lain ,Allah
akanmenutupi aibnya
di dunia dan akhirat.sebagian mereka berkata,”Barang siapa yang menasehati saudaranya dengan cara berempat mata ,maka itu ialah nasihat yang sebenarnya
,tetapi barangsiapa
yang menasehati seseorang dalam khalayak ramai itu adalah penghinaan .Al-Fudhail
bin Iyadhberkata ,”Orang mukmin menutupi aib saudaranya dan menasehatinya ,sedangkan
orang yang durhaka membuka aib seseorang dan menghinanya.”
Kesimpulan
"الدين النصيحة"(Agama itu adalah nasehat).” Kata الدين"”
sebagai mubtada’ (subjek), dan kata “النصيحة” sebagai khabar (Preedikat),dan setiap mubtada’ dan khabar
harus berbentuk ma’rifah(yang
tertentu).
Sabda
beliau ,” الين” yang dimaksud dengannya adalah diinul ‘amal (Agama),Karena
kata “addiin”sendiri memiliki dua makna ;yaitu agama dan hari
pembalasan.
Hadits ini
ialah hadits yang singkat dan padat yang merupakan ciri khas Rasulullah dalam
berbicara ,yaitu kalimat yang singkat tetapi mengandung makna yang banyak dan
faedah yang agung sehingga kita melihat bahwa seluruh sunnah dan hokum
syariat,baik yang pokok maupun yang cabang,terdapat dalam hadits ini.
Oleh Karena itu,para ulama mengatakan bahwasanya hadits ini merupakan poros agama/ajaranislam.
A.Makna-makna Nasihat yang terdapat di dalam hadits
1.Nasihat kepada Allah,adalah dengan beriman kepada allah,tidak menyukutukan-Nya,tidak tersesat dalam meyakini sifat-Nya.Dia menyifati Allah dengan sifat keagungan dan kesempurnaan,menucikan
Allah dari berbagai kekurangan , ikhlas dalam beribadahkepada-Nya,menaati-Nya dan menjauhi maksiat,cinta dan benci karena- Nya.
2.Nasehat kepada
kitabullah yaitu beriman kepada kitab –kitab samawi yang diturunkan dari sisi
Allah . Beriman bahwa al quran adalah kitab penutup dan pembenar atas semua
kitab sebelumnya . ia merupakan kalamullah (firman Allah ) yang bersifat
mukjizat, Allah menjaganya dengan hafalan para penghafal alquran dan tulisan
dalam mushaf- mushaf dan Allah menjamin kepeliharaannya
3.Nasehat kepada Rasulullah
.Yaitu dengan membenarkan risalahnya ,mengimani apa yang di bawanya berupa
Al-Quran dan sunnah.mencintai dan menaatinya.Mencinta rasulullah ialah konsekuensi
dari cinta kita kepada Allah S.W.T
4.Nasehat
kepada pemimpin muslimin,bias berupa pemerintah atau yang mewakilinya dan bias juga
para ulama dan tokoh perbaikan(parada’i),Nasehat kita kepada mereka ialah dengan
kita mencintainya ketika mereka ada dalam kebenaran,petunjuk dan keadilan,kita tidak
mencintai mereka karena pribadinya atau karena terealisasinya kepentingan kita lewat
tangan mereka.
5.Nasehat kepada seluruh kaum muslimin.Yaitu dengan menunjuki
mereka ke jalan yang akan menghantar kan kepada kemaslahatan dunia dan akhirat.yang
sangat disayangkan ialah banyak nya kaum muslimin yang tidak peduli untuk menasehati
orang lain ,terutama dalam hal urusan ukhrawi ,mereka hanya terbatas pada urusan-urusan
duniawi dan kemegahannya .
Adab nasehat
dalam islam ialah seorang muslim menasehati saudara muslim lainnya dengan cara sembunyi-sembunyi
,karena barang siapa menutupi aib orang lain ,Allah akanmenutupi aibnya di
dunia dan akhirat.
UNTUK MENDAPATKAN MAKALAH SECARA LENGKAP SILAHKAN DOWNLOAD DISINI
Daftar
pustaka
·
Al-Bugha, Mustafa Dieb Dr.,dan Mistu, syaikh Muhyiddin. 2002. Al-Wafi
Syarah Hadis Arbain Imam Nawawi. Jakarta timur: Pustaka Al-Kautsar
·
Al-Utsaimin, Syaikh Muhammad bin
Shalih, 2010. Syarah Hadits Arba’in. Jakarta: pustaka Ibnu Katsir
EmoticonEmoticon