BAB II
PEMABAHASAN
A.
PERKEMBANGAN SENI DAN KEBUDAYAAN ISLAM
Kebudayaan adalah manifestasi atau penjelmaan dari pada kerja jiwa manusia dalam arti
yang seluas-luasnya. Islam adalah agama Allah yang di bawa dan di
sampaikan oleh Nabi Muhammad SAW untuk menjadi petunjuk dan pedoman hidup bagi seluruh
umat manusia supaya selamat dalam mengarungi hidup dalam kehidupan di dunia ini,
serta bahagia hidup di akhirat nanti. Dengan demikian kebudayaan islam dapat di
rumuskan dapat di artikan manifestasi atau penjelmaan dari pada kerja jiwa manusia
muslim yang didasari dan mencerminkan ajaran islam dalam arti yang
seluas-luasnya.
Definisi kebudayaan islam tersebut mengandung tiga
unsur :
1. Kebudayaan islam merupakan ciptaan orang islam
2. Kebudayaan islam di dasarkan kepada ajaran
islam
3. Kebudayaan islam merupakan pencerminan dari
pada ajaran islam.
Ketiga unsur tersebut merupakan satu kesatuan
yang utuh, yang antara satu dengan
yang lainnya tidak bisa dipisahkan.[1]
Salah
satu aspek kajian budaya adalah pendekatan- pendakatan dari arah sejarah. Suatu
kajian sejarah kesenian dapat pula mengambil satu di antara dua macam corak,
yaitu yang memusatkan perhatian pada perkembangan gaya seni secara kronologis
dengan analisis rinci atas segi-segi teknik, atau mengkaji perkembangan seni
dengan perhatian yang lebih rinci atas harapan-harapan dan
kewenangan-kewenangan dari golongan-golongan masyarakat yang menghajatkannya.
Cara yang disebut terakhir itu telah diberi label ‘Sejarah Sosial Kesenian’.
Cara mana pun yang diambil, suatu konsep senral yang harus ditangani dengan
benar dalam suatu kajian sejarah kesenian adalah konsep ‘gaya seni’ atau style
of art. Bagaimanapun, yang akan dilihat perkembangannya adalah pertamanya
gaya seni itu. Sesudah itu, dalam rangka mencari penjelasan atau memilih aspek
untuk menjelaskan mengenai perkembangan gaya seni, faktor pendampingan yang
dapat dijadikan perhatian pada bervariasasi antara:
1. Teknik dan kaedah estetik
2. Ideologi ( dari konsep-konsep keagamaan hingga
politik).
3. Kekuatan-kekuatan sosial yang bermain.
Perkembangan kesenian islam, pada
awal terbentuknya masyarakat islam di jazirah Arab seni bangunan belum begitu
maju. Setelah Islam berkembang maka bangunan-bangunan berupa mesjid, mushalla,
istan yang indah, turbah (bangunan di atas kuburan), dan lain-lainnya
bermunculan di mana-mana. Ilmu bangunan yang dimiliki oleh umat Islam ddidapat
dari bangsa-bangsa Parsi, Romawi, Turki, Byzantium, Spanyol, dan lain-lain.
Dengan kepandaian yang mereka miliki itulah mereka membangun kota-kota besar,
istana-istana yang indah, mesjid-mesjid yang menarik seperti yang terdapat di Damaskus, Kairo, Isfahan,
dan di AL Hamra. Dalam hal membuat dan mengukir patung, pengetahuan umat Islam
pada masa itu boleh dikatakan tidak ada sama sekal. Faktor utama yang
menyebabkan ialah ummat Islam tidak menyenangi terhadap patung yang dalam
pandangan mereka bahwa patung itu sama dengan berhala yang menjadi sesembahan
orang-orang musyrikin. Jadi tidak adanya perhatian mereka ke pada seni patung,
karena dikhawatirkan terjerumus ke pada kemusyrikan. Terdapat beberapa seni
bangunan Islami yang telah ada pada zaman dahulu, seperti menara mesjid sebagai
tempat adzan, kubbah sebagai bumbung mesjid, turbah yaitu bangunan di atas kuburan,
dan ukiran.[2] Contoh seni era modern seperti pelukis pasir
(menyampaikan pesan Islam melalui lukisan pasir).
B. SENI DAN KEBUDAYAAN ISLAM
1.
FAKTOR-FAKTOR YANG MENIMBULKAN SENI DAN KEBUDAYAAN ISLAM
PADA PERIODE MODERN
Pada garis besarnya,
factor-faktor yang mendorong terwujudnya kebudayaan islam ada dua yaitu
factor dari dalam dan dari luar.
Factor dari dalam adalah ajaran islam sendiri
yang bersumber kepada Alquran dan sunnah
yang menjadi sumber inspirasi bagi ummat islam untuk berpikir dan berbuat. Di antaranya adalah
: islam menghargai akal,
islam menghargai ilmu dan
orang yang berilmu, islam melarang taqlid,
islam menganjurkan berinisiatif,
islam menganjurkan pertukaran kebudayaan.[3]
Faktor dari luar berupa pengaruh dari budaya-budaya sekitar. Pada reaksi dan
sikap budaya Timur berupa pribadi dalam dunia timur keadaan partisipasi yang
tidak individual. Martabat pribadi dibentuk dalam proses kompromi social, tidak
dibiarkan seorang“ mengurus dirinya sendiri”. Pembentukan pribadi pola barat
adalah sebaliknya dari pola timur, yaitu ketidak beruntungan , individualism,
mengasingkan diri, sehingga sering timbul seginegatifnya, yaitu kesepian dan
rasa tertekan. Contoh budaya yang bercorak Islam pada era modern seperti budaya
membayar penceramah pada setiap acara formal dan sekarang itu telah menjadi
sebuah profesi, ini bertolak belakang dengan zaman dahulu di mana seorang
penceramah tidak dibayar sama sekali akan tetapi itu
UNTUK MEDAPATKAN MAKALAH SECARA LENGKAP SILAHKAN DOWNLOAD DISINI
EmoticonEmoticon