Sepotong Kisah Khalid bin Walid


Sepotong Kisah Khalid bin Walid

Pada masa Khalifah Abu Bakar As-Shiddiq RA, kisra (raja) Iran telah mengeluarkan tentara yang besar untuk menghadapi tentara Islam yang dipimpin Khalid binWalid RA.
Sementara itu, orang-orang Kristen Bani Wail berkumpul di desa bernama Lais di atas sungai Eufrad menunjuk Aswad Ajali sebagai pemimpin mereka. Pemimpin tentara Iran, Jaban, tiba ke dareah Lais dengan membawa pasukannya dan membentuk tentara bersama Kristen Arab yang berkumpul di sana. Setelah meletakkan meja makan untuk makan, orang orang Iran melihat tentara Islam dengan Khalid bin Walid RA. Mereka (orang Iran) berkata, “Kira-kira apakah kita segera berperang, ataukah memberikan makanan kepasukan dahulu, lalu berperang?” Seketika Jaban menjawab, “Jika mereka memberikan kesempatan, maka kalian boleh makan.” Khalid bin Walid RA telah sampai ke sana, membentuk pasukan dan segera menuju kemedan perang. Malik bin Qays, kepala dari Kristen Arab datang menghadapinya. Khalid bin Walid RA segera membunuhnya.Oleh karena itu, sebagian orang-orang Arab mengamuk dalam peperangan. Orang-orang Iran juga memasuki peperangan dari salah satu sisi. Setelah meraih bantuan yang diharapkannya, mereka melawan dengan sangat gigih dan keras. Namun, pada akhirnya mereka hancur dan pecah. Darah mengalir seperti air bah. Orang-orang musyrik Iran dan Kristen Arab yang terbunuh mencapai tujuh puluh ribu orang. Pada hari itu, medan perang telah berwarna merah darah, dia seperti kembali ke taman bunga tulip yang sangat luas. Di ujung taman bunga tulip itu dilengkapi dengan adonan tepung putih orang-orang Iran, tempat-tempat meja makan juga dilengkapi dengan bunga-bunga putih mirip percikan-percikan hujan. Khalid binWalid RA memberikan jamuan yang sempurna kepada pasukannya.

Orang-orang Arab biasanya memasak tepung tanpa memisah-kannya dari dedak (kulit padi) karena tidak menggunakan saringan, dan makanan yang sering mereka makan adalah roti jelai. Mereka tidak mengetahui pastry dan roti putih yang terbuat dari tepung gandum. Ketika melihat pastry, mereka mengira bahwa itu kertas tulis yang terbuat dari kulit rusa. Mereka berkata, “Apakah ini kulit-kulit putih?” Namun, mereka merasakannya, menyukainya, kemudian mulai terbiasa dengan adonan tepung putih. Kemudian Khalid bin Walid RA memberitahukan kabar kemenangan, jumlah tawanan, dan harta rampasan perang kepada Khalifah. Pada waktu itulah Abu Bakar As-Shiddiq RA berkata,”Para perempuan tidak mampu melahirkan anak laki-laki seperti Khalid.”


EmoticonEmoticon

google4d1ad84db60295b5.html