tafakkur : Antara Dosa, taubat dan Istighfar


tafakkur : Antara Dosa, Taubat dan Istighfar

“Akan kuberitahukan kepada kalian penyakit
(masalah) kalian dan juga obat penawarnya.
Penyakit kalian adalah dosa-dosa, sedangkan
penawarnya (obatnya) adalah Istighfar.”
(HR Baihaqi)

Manusia diciptakan dalam keadaan bersih dan suci ketika lahir. Rasulullah SAW menjelaskan bahwa
keadaan hati manusia ketika baru lahir adalah sama seperti cermin bersih. Ketika hati manusia dikotori dengan dosa-dosa seperti ragu-ragu, was-was, fitnah, fasad, marah, benci, dendam, dan hasad, hati mereka mulai menghitam/berkarat. Jika sudah hitam/berkarat,maka sulit dapat mendengar dan melihat. Solusi untuk menyelamatkan diri dari penyakit-penyakit ini adalah taubat, istighfar, rasa menyesal, dan menitikkan air mata.

Jika jasmani yang kotor, kotoran dapat dihilangkan dengan air dan sabun. Namun, jika rohani yang kotor seperti perbuatan yang dilakukan penghuni neraka dan penyakit-penyakit rohani lainnya, kotoran dapat dihilangkan dengan bertaubat, beristigfar, takut kepada AllahSWT, dan menangis dengan penuh penyesalan. Untuk membersihkan diri dari kotoran dosa, seseorang harus terus-menerus bertaubat dan beristighfar. Seseorang harus menyesal atas dosa-dosa yang telah dilakukannya dan berjanji tidak akan kembali melakukan dosa-dosa yang sama lagi.

Setelah melakukan dosa, disarankan untuk mengiringinya dengan perbuatan baik, kemudian shalat dan beristigfar. Istigfar yang paling besar adalah shalat tasbih. Selain itu, dia juga harus saling mengikhlaskan dengan orang-orang yang mungkin haknya pernah ia ambil, baik sengaja maupun
tidak disengaja. Hasan Basri RH berkata, “ Taubat bisa dilakukan dengan empat perkara, berdoa disertai beristigfar dengan lisan, penuh penyesalan, meninggalkan maksiat, dan juga berjanji tidak akan mengulanginya lagi.


EmoticonEmoticon

google4d1ad84db60295b5.html