PENJELASAN HADITS ARBAIN KEDUA TENTANG MAKNA IMAN, ISLAM DAN IHSAN

الحديث الثاني
عن عمر رضي الله عنه ايضا قال : بينما نحن جلوس عند رسول الله صلى الله عليه وسلم ذات يوم اذ طلع علينا رجل شديد بياض الثياب شديد سواد الشعر, لايرى عليه اثر السفر ولا يعرفه منا احد, حتى جلس الى النبي صلى الله عليه  وسلم, فاسند ركبتيه الى ركبتيه, ووضع كفيه على فخذيه, وقال يامحمد اخبرني عن الاسلام, فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم : الاسلام ان تشهد ان لا اله الا الله وان محمد رسول الله, وتقيم الصلاة, وتؤتي الزكاة, وتصوم رمضان, وتحج البيت ان استطعت اليه سبيلا, قال صدقت. فعجبنا له يساله ويصدقه. قال : فاخبرني عن الايمان, قال: ان تؤمن بالله , وملائكته, وكتبه, واليوم الاخ, وتؤمن بالقدر خيره وشره. قال : صدقت.قال : فاخبرني عن الاحسان. قال : ان تعبد الله كانك تراه فان لم تكن تراه فانه يراك. قال : فاخبرني عن الساعة, قال : ما المسؤول عنها باعلم من السائل. قال فاخبرني عن امارتها. قال ان تلد الامة ربتها, وان ترى الحفاة العراة العالة رعاء الشاء يتطاولون في البنيان, ثم انطلق, فلبثت مليا, ثم قال : يا عمر اتدري من السائل ؟ قلت الله ورسوله اعلم . قال : فانه جبريل اتاكم يعلمكم  دينكم.          (رواه مسلم)
Dari umar bin khattab r.a berkata : suatu ketika kami (para sahabat) duduk di dekat Rasullah saw. Tiba-tiba muncul kepada kami seorang lelaki mengenakan pakaian yang sangat putih, dan rambutnya amat hitam. Tak terlihat padanya tanda-tanda bekas perjalanan dan taka da seorang pun di antara kami yang mengenalnya. Ia segera duduk di hadapan Nabi saw, lalu lutunya disandarkan ke lutut Nabi saw, dan meletakkan kedua telapak tangannya di atas kedua pahanya (orang tersebut), kemudian ia berkata : “Hai Muhammad! Beritahukan kepadaku tentang islam”. Rasulullah saw menjawab :“Islam adalah engkau bersaksi tidak ada Tuhan melainkan Allah dan sesungguhnya Muhammad adalah rasul Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat,berpuasa di bulan ramadhan dan engkau menunaikan haji ke Baitullah jika engkau mampu melakukannya”. Lelaki itu berkata  :”engkau benar”. Maka kami heran , ia yang bertanya ia pula yang membenarkannya.
            Kemudian ia bertanya lagi: “ beritahukan kepadaku tentang iman”. Nabi saw menjawab : “ iman adalah engkau beriman kepada Allah, Malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, hari akhir dan beriman kepada takdir Allah yang baik dan yang buruk. Ia berkata :” Engkau benar”. Dia bertanya lagi :”beitahukan kepadaku tengtang ihsan”. Nabi menjawab :” Hendaklah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, sesungguhnya Dia melihatmu. Lelaki itu berkata lagi : “ Beritahukan kepadaku kapan terjadi kiamat”. Nabi menjawabi  :”yang ditanya tidaklah lebih tahu daripada  yang bertanya”. Dia pun bertanya lagi : “beritahukan kepadaku tentang tanda-tandanya !” Nabi menjawab jika seorang budak wanita tlah melahirkan tuannya ,jika engkau melihat orang yang bertelanjang kaki, tanpa memakai baju  (miskin papa), serta penggembala kambing telah saling berlomba dalam mendirikan bangunan megah yang menjulang  tinggi. kemudian lellaki tersebut segera pergi. Aku pun terdiam sehingga  Nabi bertanya kepadaku :”Wahai Umar, tahukah engkau engkau siapa yang bertanya tadi?”Aku menjawab:” Allah dan rasul-Nyalebih mengetahui. Beliau bersabda Ia adalah Jibril yang mengajarkan kalian tentang agama kalian.                                           (H.R Muslim)

1.      PEMBAHASAN BAHASA
بينما نحن جلوس ( Ketika kami duduk), asal kata  بينما adalah بين akan tetapi ditambahkan hurufما sebagai penguat. Kata جلوس  sebagai mubtada’ (predikat), sedangkan khabarnya adalah عند رسول الله صلى الله عليه وسلم  (di sisi rasulullah saw). Kata  ذات يومdisini bermakna umum, yang artinya di salah satu hari. اذ طلع علينا رجل (tiba-tiba datang kepada kami seorang laki-laki). Kata رجل (seorang laki-laki) disini tidak jelas dalam rupanya, ia adalah seorang laki-laki tetapi pada hakikatnya ia adalah malaikat.

شديد بياض الثياب  (yang berpakaian sangat putih) artinya ia mengenakan pakaian yang sangat putih. شديد سواد الشعر ( rambutnya sangat hitam ). Menunjukkan bahwa malaikat ini datang dengan rupa seorang pemuda  (belum beruban).  لا يرى عليه اثر السفر (tidak terlihat padanya beka perjalanan jauh), karena biasanya di saat seperti itu akan terlihat bekas perjalanan dari seorang musafir., baik rambutnya acak-acakan, terkena debu,  dan pakaiannya berbeda dengan pakaian orang yang bermukim, akan tetapi bekas perjalananjauh tidak didapati dari orang tersebut.

ولا يعرفه منا احد (dan tidak seorang pun dari kami yang mengenalnya),artinya ia orang asing karena ia bukan penduduk Madinah yang dikenal. حتى جلس الي النبي صلى الله عليه وسلم (hingga ia duduk menghampiri Nabi saw). Umar tidak mengatakan “di sekitar Nabi saw” عند النبي . Hal ini untuk menunjukkan bahwa ia benar-benar duduk di hadapan Nabi saw. Oleh karena itu Umar mengatakan  اسند ركبتيه الي ركبتيه , ووضع كفيه (lalu ia menyandarkan kedua lututnya pada kedua lutut beliau, dan meletakkan kedua telapak tangannya), yakni kedua telapak tangan orang ini على فخذيه  (di atas kedua pahanya), yakni di atas kedua pahanya sendiri, bukan di atas paha Nabi saw, hal ini menunjukkan penghormatan yang sangat tinggi. وقال: يا محمد  (lalu ia berkata : wahai Muhammad) ia tidak mengatakan يا رسول الله  (wahai Rasulullah), tujuannya agar para sahabat menyangka bahwa ia seorang Arab Badui (Arab pendalaman), karena orang badui itu umumnya memanggil Nabi saw dengan namanya. Adapun orang Madinah sendiri (selain mereka) memanggil beliau dengan menyertakan sifat kenabian atau risalah (seperti ya Rasulullah atau ya Nabiyyallah).

·         RUKUN ISLAM
اخبرني عن الاسلام (kabarkanlah kepadaku tentang islam), Rasulullah saw menjawab  الاسلام ان تشهد ان لا اله الا الله وان محمد رسول الله ( islam adalah engkau bersaksi tidak ada ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) kecuali Allah swt dan Muhammad adalah Rasulullah). Artinya menetapkan dan mengakuinya dengan lisan dan hatimu, tidak cukup hanya lisan saja, tetapi harus dengan keduanya. Allah swt berfirman :
من شهد بالحق وهم يعلمون (86)
            … kecuali orang yang mengakui yang haq (tauhid) dan mereka meyakini-Nya. (QS.Az-Zukhruf :86)

I’rab (fungsi masing-masing kata) dari kalimat لااله الا الله
     Kalimat لا اله الا الله termasuk jumlah ismiyyah manfiyyah ( kalimatyang menunjukkan peniadaan/penafiaan) dengan huruf  لا yang berfungsi meniadakan suatu jenis (an-nafyu lil jinsi),peniadaan ini adalah bentuk paling umum dari bentuk –bentuk lainnya. Subjeknya adalah kata اله sedangkan predikat (khabarnya) dihilangkan, penggantinya yang tepat adalah  kataحق.
Kata الا sebagai alat bahasa yang menunjukkan batasan. Kemudian nama yang mulia, lafazh Allah “الله” sebagai badal (pangganti) dari khabar yang dihilangkan, dan lafazh الله ini bukan khabar laa naafiyah, karena laa naafiyah tidak berfungsi kecuali dalam kalimat-kalimat nakirah (umum). Walhasil, dalam susunan kalimat لا اله الا الله  ada sesuatu yang dihilangkan, yaitu khabarnya, dan penggantinya adalah kata حق (yang berhak). Makasusunan yang benar adalah لا اله الا الله عز وجل (tidak ada ilah yang benar kecuali Allah swt).
وان محمد رسول الله (dan bahwa Muhammad adalah  Rasulullah), Beliau tidak mengatakan اني رسول الله (sesungguhnya aku adalah Rasulullah), sementara arah pembicaraan membolehkan hal itu karena orang itu yang diajak bicara oleh Nabi saw, akan tetapi beliau menyebutkan nama beliau untuk lebih menguatkan dan menunjukkan keagungan beliau.dan sabdanya “رسول الله”  bentuk subjek "رسول" di sini bermakna objek,yaitu yang diutus “"مرسل. Rasul adalah siapa yang dibei wahyu oleh Allah swt berupa syari’at dan diperintahkan kepadanya untuk menyampaikan dan mengamalkannya.
Sabda beliau "وتقيم الصلاة" (mendirikan shalat), artinya engkau melaksanakan dengan berdiri secara sempurna dan benar. Kata shalat disini mencakup shalat wajib dan sunnah. Sabdanya "وتؤتي الزكاة" (menunaikan zakat).Zakat adalah harta yang wajib diberikan kepada orang-orang yang berhak menerimanya, yang terdiri dari harta khusus yang harus dizakatkan sebagai bentuk peribadahan kepda Allah swt. Dan harta khusus itu adalah : emas, perak, binatang ternak,apa-apa yang keluar dari bumi (tanaman dan lain-lain), barang dagangan.
وتحج البيت (menunaikan ibadah haji), artinya engkau bermaksud mendatangi ka’bah untuk melaksanakan manasik haji pada waktu tertentu dengan niat ibadah kepadanya. ان استطعت اليه سبيلا  (jika engkau mampu mengadakan perjalanan kepadanya). قال صدقت (ia berkata : engkau benar), yang mengatakan engkau benar adalah malaikat Jibril عليه السلام . bagaimana ia mengatakan engkau benar, sementara ia sendiri yang bertanya?. Karena orang yang mengatakan engkau benar kepada orang yang menjawab, ia lebih dahulu memiliki pengetahuan tentang apa yang ditanyakan, serta ia yakin bahwa orang yang ditanya akan menjawab dengan benar.
MAKNA SYAHADAT لا اله الا الله
    Persaksian لا اله الا الله  (tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah swt) maknanya bahwa seorang manusia harus mengakui dengan lisan dan hatinya bahwa tidak ada yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah swt. اشهد  bermakna  saya akui dengan hati dan saya ucapkan dengan lisan,karena persaksian adalah ungkapan yang ada di dalam hati. Jika orang bersaksi itu bisu, maka persaksian hati sudah cukup  baginya, karena lisannya tidak mampu mengucapkannya. Adpun orang yang sehat, maka persaksiannya tidak cukup hanya dengan lisannya saja. Karena orang-orang munafik bersaksi atas keesaan Allah hanya dengan lisan mereka. Lisan mereka mengucapkan apa yang tidak diyakini oleh hati mereka, hal ini sama sekali tidak bermanfaat bagi mereka. Jika oran kafir mengucapkan لا اله الا الله tetapi tidak bersaksi bahwa Muhammad adalah Rasulullah, maka hal itu tidak mencukupinya hingga ia mengucapkan,
اشهد ان لا اله الا الله واشهد ان محمد رسول الله
“Aku bersaksi bahwa tidak ada yang berhak diibadahi selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah Rasulullah”.
Persaksianlaa ilaaha illallah mengharuskan adanya keikhlasan kepada Allah swt dalam beribadah, dan ini dinamakan dengan tauhid uluhiyyah yang termasuk salah satu dari macam-macam tauhid.Dinamaka juga dengan tauhid ibadah, karena makna لا اله الا الله (tidak ada yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah swt) adalah لا معبود بحق الا الله (tidak ada yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah swt).Jadi, tidak peribadahan selain kepada-Nya.Barang siapa yang mengucapkanlaa ilaaha illallah tetapi kenyataannya ia menyembah selain-Nya maka ia adalah pendusta, karena persaksian ini mengharuskan adanya keikhlasan dalam beribadah kepada Allah swt, menjauhkan riya’, kesombongan dan semisalnya.

RUKUN KEDUA : MENDIRIKAN SHALAT
Sabda rasulullah ;وتقيم الصلااة  ( dan mendirikan shalat)  yakni melaksanakan secara sempurna, yaitu dengan melengkapi semua syarat, rukun dan hal hal yang wajib, maka dengan ini semua, shalat menjadi sempurna.
Sabda beliau : الصلاة (shalat) mencakup semua shalat ,baik itu shalat wajib maupun shalat sunnah. Dan jika kita melihat dari keumuman lafadh ini maka shalat jenazah juga termasuk didalamnya Karen ini adalah shalat secara umum, (tanpa alif dan lam, “صلاة”) Dan jika melihat shalat jenazah adalah shalat yang dikerjakan secara tiba-tiba yang dimaksudkan mendatangkan pertolongan kepada si mayit, maka kita katakan, shalat jenazah ini tidak masuk pada maksud hadist, tetapi masuk kepada keumuman berbuat kebajikan.
RUKUN KETIGA : MENUNAIKAN ZAKAT
Sabda beliau ; وتؤتي الزكاة (menunaikan zakat) kata تؤتي  bermakna  تعطي (memberikan) zakat artinya “ukuran” harta yang wajib dibagikandiantara jenis-jenis harta yang wajib untuk dizakatkan. Dan kepada siapa-siapa saja yang berhak menerima zakat tersebut, hal ini sebagaimana firman Allah dalam surat at-taubah ayat 60
*$yJ¯RÎ)àM»s%y¢Á9$#Ïä!#ts)àÿù=Ï9ÈûüÅ3»|¡yJø9$#urtû,Î#ÏJ»yèø9$#ur$pköŽn=tæÏpxÿ©9xsßJø9$#uröNåkæ5qè=è%ÎûurÉ>$s%Ìh9$#tûüÏB̍»tóø9$#urÎûurÈ@Î6y«!$#Èûøó$#urÈ@Î6¡¡9$#(ZpŸÒƒÌsùšÆÏiB«!$#3ª!$#uríOŠÎ=tæÒOÅ6ymÇÏÉÈ
60. Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.

Yang berhak menerima zakat Ialah:
1. orang fakir: orang yang Amat sengsara hidupnya, tidak mempunyai harta dan tenaga untuk memenuhi penghidupannya.
2. orang miskin: orang yang tidak cukup penghidupannya dan dalam Keadaan kekurangan.
3. Pengurus zakat: orang yang diberi tugas untuk mengumpulkan dan membagikan zakat.
4. Muallaf: orang kafir yang ada harapan masuk Islam dan orang yang baru masuk Islam yang imannya masih lemah.
5. memerdekakan budak: mencakup juga untuk melepaskan Muslim yang ditawan oleh orang-orang kafir.
6. orang berhutang: orang yang berhutang karena untuk kepentingan yang bukan maksiat dan tidak sanggup membayarnya. Adapun orang yang berhutang untuk memelihara persatuan umat Islam dibayar hutangnya itu dengan zakat, walaupun ia mampu membayarnya.
7. pada jalan Allah (sabilillah): Yaitu untuk keperluan pertahanan Islam dan kaum muslimin. di antara mufasirin ada yang berpendapat bahwa fisabilillah itu mencakup juga kepentingan-kepentingan umum seperti mendirikan sekolah, rumah sakit dan lain-lain.
8. orang yang sedang dalam perjalanan yang bukan maksiat mengalami kesengsaraan dalam perjalanannya.
RUKUN KE EMPAT : BERPUASA RAMADAHAN
Sabda beliau : وتصوم رمضان ( dan berpuasa ramadhan)  maksudnya kita menahan diri dari hal hal yang membatalkanya dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari  dalam rangka beribadah kepada Allah. Dan perlu kita ketahui juga bahwa pembatalan pembatalan ini tidak membatalkan puasa jika dilakukan kecuali dengan tiga syarat :
1.      Ia mengetahui pembatalan-pembatalan itu
2.      Ia ingat akan pembatala-pembatalan tersebut
3.      Ia menginginkannya.
Lawan dari mengetahui adalah jahil (bodoh)  seandainya orang yang berpuasa memakan sesuatu dengan dugaan bahwa waktu sahur masih tersisa.kemudia setelah itu Nampak baginya bahwa fajar telah terbit maka hukum puasanya tetap sah.
Dan jika seseorang meminum sementara ia sendiri tidak menghendakinya atau ,meniatkannyadengan cara di paksa misalnya maka  puasanya tetap sah, misalkan seorang istri dipaksa suaminya lalu ia mencampurinya padahal istrinya masih berpuasa maka si istri tidak wajib mengqadhannya atau membayar kafarah ( denda sebagai tembusan)
RUKUM KELIMA : MENAIKKAN HAJI KE BAITULLAH
Sabdanya: وتحج البيت  (dan menunaikan haji ke baitullah) artinya engkau berniat melaksanakan menasik haji pada waktu yang di tentukan dalam rangka beribadah kepada Allah ta’ala
Nah, perlu kita ketahui bahwa, apakah umrah masuk kedalam pelaksanan haji atau tidak ? para ulama berselisih pendapat dalam hal ini sebagian mereka mengatakan bahwa  “umrah termasuk amalan haji”  ini berdasarkan sabda nabi “umrah adalah haji kecil”. karena terdapat banyak riwayat  dalam hadis yang sama,didalamnya  disebutkan kata “umrah”. adapun pendapat yang benar dalam hal ini bahwa umrah tidak termasuk haji, artinya tidak termsuk rukun islam akan tetapi, umrah itu wajib ketika seseorang telah terpenuhi syarat-syarat untuk melaksanakannya.)
RUKUN IMAN DAN PENJELASANNYA
Pengertian iman
Kata الايمان secara bahasa adalah ikrar dan pengakuan yang mengharuskan adanya sikap menerima atau tunduk yang sesuai dengan syariat.  Dan iman adalah engkau beriman kepada Allah,malaikat-malaikatnya,kitab-kitabnya ,rasul-asulnya,hari kiamat, dan beriman kepada takdir baik dan buruknya.
Rukun pertama BERIMAN KEPADA ALLAH.
Cakupan iman kepada Allah
beriman kepada Allah mencakup empat hal :
1.      Beriman dengan wujud Allah. Barang siapa yang mengingkari  keberadaan Allah, maka dia bukan orang yang beriman. meskipun demikian tidak mungkin ada orang yang mengingkari wujud Allah ta’ala dalam dirinya. Tidak juga firaun yang berkata pada musa, siapakah rabb alam semesta? Dia pun tetap menyimpan keyakinan dalam hatinya akan adanya Allah dan musa berkata kepadanya :
tA$s%ôs)s9|M÷HÍ>tã!$tBtAtRr&ÏäIwàs¯»ydžwÎ)>uÏNºuq»yJ¡¡9$#ÇÚöF{$#urtÍ¬!$|Át/ÎoTÎ)ury7ZàßV{ÜcöqtãöÏÿ»tƒ#Yqç7÷VtBÇÊÉËÈ
Artinya:  Musa menjawab: "Sesungguhnya kamu telah mengetahui, bahwa tiada yang menurunkan mukjizat-mukjizat itu kecuali Tuhan yang memelihara langit dan bumi sebagai bukti-bukti yang nyata; dan Sesungguhnya aku mengira kamu, Hai Fir'aun, seorang yang akan binasa".
Dan begitu pua dijelaskan dalam surah an namlu
2.      Beriman dengan keesaan Allah dalam rububiyyahnya, artinya engkau meyakini bahwa dialah satu-satunya rab yang esa dalam rububiyyahnya.
3.      Beriman terhadap keesaaan Allah dalam uluhiyyah-nya, bahwasanya Allah ta’ala sajalah. yang tidak ada illah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali dia dan tidak ada sekutu baginya.
4.      Beriman dengan Asma Allah dan sifat-sifatnya yaitu dengan menetapkan apa yang ditetapkanNya untuk dirinya dalam kitabnya atau dalam sunnah rasulnya.
Rukun kedua : BERIMAN KEPADA MALAIKAT MALAIKAT-NYA
Sabda beliau, وملائكته dan ( dan beriman ) malaikat-malaikatnya). Beliau memulai dengan malaikat sebelum para rasul dan kitab-kitab, karena malaikat adalah alam ghaib. Ada[punrasul kita disebut alam inderawi. Dan malaikat tidak akan menempakkan diri kecuali dengan izin Allah.dan Allah menciptakan dengan cahaya.
Dan cakupan iman kepada malaikat adalah
1.      Beriman dengan nama-nama mereka yang kita ketahui artinya kita meyakini bahwa ada nama malaikat yang namanya demikian, misalnya jibril dll
2.      Kita beriman bahwa mereka memiliki tugas masing-masing.
Rukun ketiga : BERIMAN KEPADA KITAB-KITABNYA
Sabda beliau, وكتبه  (dan beriman kepada kitab kitabnya) kata كتب  adalah bentuk jamak dari كتاب yang berarti maktuub (Yang ditulis) yang dimaksud adalah kitab-kitab yang diturunkan Allah kepada rasulnya
Cakupan iman kepada kitab-kitab Allah ta’ala
1.      Kita mengimani bahwa Allah taala telah menurunkan kitab-kitabnya kepada setiap rasul
2.      Kita mengimani kebenaran pemberitaan yang ada di dalamnya, seperti kabar –kabar alquran.
3.      Kita beriman terhadap hukum –hukum yang ada di dalamnya.
4.      Dan kita mngimani nama-nama seluruh kitab yang telah kita ketahui seprti Alquran,taurat injil zabur dan lembara-lembaran Ibrahim dan musa.

Rukun ke empat : BERIMAN KEPADA RASUL-RASULNYA
Sabda beliau, ورسله( dan beriman kepada rasul-rasulnya ) artinya engkau beriman kepada semua rasul Allah.
Perbedaaan antara nabi dan rasul
1.      Setiap kata nabi yang disebut dalam alquran berarti juga rasul
2.      Nabi adalah seseorang yang diberi wahyu berupa syariat dan diperintahkan untuk mengamalkannya dan  tidak diperintahkan untuk mendakwahkannya seperti nabi adam. Dan bebaliknya dengan rasul.
Rukun ke lima : BERIMAN KEPADA HARI AKHIR
Sabda beliau, “ واليوم اللاخر (dan beriman kepada hari akhir) yaitu hari kiamat, nah, dinamakan hari akhir karena tahapan atau fase terakhir dari perjalanan manusia dan makhluk lainnya, manusia menjalani empat tahab kehidupan :
1.       Kehidupan di dalam Rahim ibu
2.       Kehidupan di dunia
3.       Kehidupan di alam barzakh
4.       Di hari kiamat, dan inilah kehidupan yang paling akhir.
Dan cakupan iman kepada hari akhir.
Beriman kepada hari akhir mencakup empat hal pokok yaitu :
1.       Beriman kepada kejadiannya.
¢OèOö/ä3¯RÎ)tPöqtƒÏpyJ»uŠÉ)ø9$#šcqèWyèö7è?ÇÊÏÈ
Kemudian, Sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat.
2.       Beriman terhadap apa yang telah disebutkan pada kitabnya.
3.       Beriman terhadap apa yang telah disebutkan (kejadiannya) di hari akhir berupa perkara-perkara  seperti al-haudh(telaga), syafa’at shirat (titian/ jembatan)
4.       Beriman dengan adanya nikmat dan azab kubur.

Rukun ke enam : BERIMAN KEPADA TAKDIE BAIK DAN BURUKNYA
Sabda beliau, وتؤمن باالقدر خيره وشره( dan engkau beriman kepada takdir baik dan buruknya ) dalam perkataa ini beliau mengulangi kata-kata تؤمن untuk menunjukkan pentingnya beriman kepada qadar (takdir).
Kandungan iman kepada takdir
1.      Al-ilmu, yaitu beriman terhadap ilmu Allah yang meliputi segala hal yang global maupun yang rinci.
2.      Al-kitaabah, beriman bahwa Allah ta’ala telah mencatat takdir (Ketentuan) segala sesuatu di lauhil mahfuzh sampai hari kiamat.
3.      Al­-masyii-ah, yaitu engaku mengimani bahwa segala yang terjadi di alam ini berjalan sesuai dengan kehendak Allah ta’ala

IHSAN DAN PENJELASANNYA
PENGERTIAM IHSAN
Kemudian ia berkata, “اخبرني عن الاحسان” kabarkanlah kepadaku tantang ihsan, االاحسانadalah mashdar dari
kataاحسن-يحسن artinya mencurahkan kebaikan.Dan berbuat ihsan unutk hak pencipta artinya engka membangun ibadamu di atas pondasi ikhlas kepada Allah dan mengikuti petunnjuk rasulullah.

TANDA-TANDA KIAMAT DAN PENJEASANNYA
اخبرني عن الساعه, ia berkata, kabarkanlah kepadaku tentang kiamat, dan setelah nabi menjawab tentang ihsan, jibril tidak berkata shadaqta. Hal itu mungkin jibril mencukupkannya dengan perkataan sebelumnya.
Pengertian kiamat
AS-sa’ah (kiamat) yaitu bangkitnya seluruh manusia dari kubur mereka unutk menghadap rab alam semesta. Keadaan ini dinamakan sa’ah karena merupakan bencana yang besar Allha berfirman
$ygƒr'¯»tƒâ¨$¨Z9$#(#qà)®?$#öNà6­/u4žcÎ)s's!tø9yÏptã$¡¡9$#íäóÓx«ÒOŠÏàtãÇÊÈ
Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; Sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat).
PEMBAGIAN TANDA-TANDA KIAMAT
Tentang kiamat, para ulama telah membaginya menjadi tiga :
1.      Tanda-tanda yang telah berlalu dan selesai
2.      Tanda-tanda yang senantiasa turun dan berulang, yaitu pertengahan
3.      Tanada-tanda besar terjadinya kiamat.
Ini tambahannya :
Mutiara hadis:
  1. Malaikat dapat berubah bentuk dan rupa sesuai dengan yang mereka inginkan.
  2. Etika belajar dan minta petunjuk kepada orang alim.
  3. Bila kata Islam dan iman bergabung, maka Islam ditafsirkan dengan amal-amal yang tampak sedangkan iman ditafsirkan dengan amal-amal yang tidak tampak.
  4. Islam, iman dan ihsan, kesemuanya disebut dengan agama.
  5. Hari kiamat adalah masalah yang hanya diketahui oleh Allah swt. sesuai firman-Nya, "Sesungguhnya di sisi Allahlah pengetahuan tentang hari kiamat."
  6. Di antara tanda-tanda hari kiamat adalah banyaknya budak tawanan dan anak-anak mereka atau banyaknya anak durhaka kepada ibu, mereka menganggap ibu mereka sebagai budak.
  7. Wajib beriman kepada kada dan kadar. Semua yang telah ditakdirkan Allah buat manusia, kebaikan atau keburukan harus diterima dengan keridaan sebagai takdir Allah.
  8. Manusia harus meninggalkan semua masalah yang tidak diketahui hakikatnya.
  9. Makruh membuat bangunan besar dan indah yang tidak sesuai dengan kebutuhan.
  10. Di antara tanda-tanda hari kiamat yang dikabarkan Nabi saw. bahwa kehidupan orang badui akan makmur sehingga mereka bermegah-megahan membuat bangunan-bangunan yang indah, kuat dan kokoh.


Rukun Ketiga: BERIMAN KEPADA KITAB-KITABNYA
            Sabda beliau, *** “(Dan (beriman kepada) Kitab-Kitab-Nya).” Kata *** adalah bentuk jamak dari *** yang bermakna maktuub (yang ditulis). Yang dimaksud adalalah Kitab-Kitab yang diturunkanoleh Allah kepada Rasul-Rasul-Nya. Tidak ada satu Rasul punmelainkan diturunkan kepadanya sebuah Kitab, sebagaimana Allah berfirman,
(QS. Al-Baqarah: 213)
“Manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka al-Kitab.” (QS. Al-Baqarah: 213)
Dan Allah berfirman
(QS. Al-Hamidi: 26)
“Dan kami jadikan pada keturunan keduanya kkenabian dan al-Kitab.” (QS. Al-Hamidi: 26)

            Seluruh Kitab-Kitab dari terdahulu telah dihapus dengan Al-Qur’an dan tidak lagi diamalkan sebagai syari’at.
Para ulama berbeda pendapat tentang syari’at sebelum kita yang terdapat di ddalam Al-Quran, apakah kita engamalkan selain perkara yang ditolak oleh syari’at kita ataukah kita tidak perlu mengamalkannya? Sebagian ulama mengatakan bahwa syari’at sebelum kita yang menyanggahnya. Hal itu karena syariat sebelum kita memiliki beberapa kemungkinan:
1.      Syariat kita memang sesuai dengannya
2.      Syariat kita Menyelisihnya
3.      Kita tidak tahu apakah arti syari’at kita selisihinya ataukah tidak, artinya kita mendiamkannya
CAKUPAN IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH
Beriman kepada Kitab- Kitab Allah mencakup empat perkara:
1.      Kita mengimani bahwa Allah Ta’ala telah menurunkan Kitab-Kitab-Nya kepada setiap Rasul, dan Kitab-Kitab itu bearasal dari Allah. Tetapi tidak mengimani bhawa Kitab-Kitab (selain Al-Quran) yang ada pada umat sekarang berasal dari Allah Ta’ala, karena itu terjadi penyipangan dan perubahan padanya.
2.      Kita mengimani kebenaran pemberitaan yang ada didalamnya, seperti kabar-kabar Al-Quran dan semua kabar-kabar yang ada pada semua Kitab terdahulu yang belm dirubah.
3.      Kita beriman terhadap hokum-hukum yang terdapat didalam semua Kitab terdahulu yang tidak bertentangan dengan syari’at.
4.      Kita mengimani nama-nama seluruh kitab yang telah kita ketahui. Seperti Al-Quran, Taurat, Zabur, Injil dan lembaran-lembaran (Shuhuf) Ibrahim dan Musa. Jika seseorang mengatakan, “ saya tidak beriman kepada kitab Allah yang bernama Taurat,” maka orang ini kafir, karena beriman kepada Allah mengharuskan beriman kepada Kitab-Kitab-Nya.
Rukun Keempat: BERIMAN KEPADA RASUL-RASUL-NYA
Sabda beliau, *** “(Dan (beriman kepada) Rasul- Rasul-Nya),” artinya engkau beriman kepada seluruh Rasul Allah dan bermaksud semua Rasul di sini adalah dari jenis manusia.
      PERBEDAAN ANTARA NABI DAN RASUL
Perlu diketahui bahwa ada istilah Rasul dan Nabi, tetapi apakah makna keduanya sama?
Jawabannya, bahwa setiap Nabi yng disebut didalam Al-Quran berarti Rasul. Artinya setiap kali ditemukan dalam Al-Quran istilah Nabi, maka itu artinya Rasul. Dalam definisi Nabi adalah seorang yang diberi wahyu berupa syari’at dan diperintahkan untuk mengamalkannya, tetapi tidak diperintahkan untuk mendakwahkannya (menyampaikannya).
Rasul yang pertama adalah Nuh dan Rasul yang terakhir adalah Muhammad. Dan sebagian ulama menyebutkan bahwa Nabi Idris termasuk Rasul dikalangan Bani Israil karena namanya slelalu disebut ketika diceritakan kisah mereka.
      TINGKATAN MANUSIA PALING TINGGI DAN ULUL ‘AZMI
Para Rasul adalah tingkatan manusia yang paling tinggi yang telah Allah anugerahkan kepada mereka. Allah berfirman,
(QS. An-Nissa’: 69)
“Dan barangsiapa YANG MENTAATI Allah dan Rasul(-Nya),  maka mereka itu akan bersama orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu para Nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahit dan orang-orang shalih. (QS. An-Nissa’: 69)
Para Nabi yang berarti para Rasul, merekalah oran-orang yang paling utama diantara para Nabi.lalu Rasul yang paling utama itu ada lima, merekalah yang di sebut dengan Ulul “azmi. Yang di sebut didalam Al-Quran, pada surat Al-Ahzab dan surat Asy-syuuraa. Allah Ta’ala berfirman,
(QS. Al-Ahzab: 7)
“ Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari Nabi dan dari kamu (sendiri), dari Nuh, Ibrahim, Musa, Isa putera Maryam.” (QS. Al-Ahzab: 7)
Dan surat Asy-Syuuraa Allah berfirman,
(QS. Asy-Syuuraa: 13)
“Dia telah mensyari’atkan bagimu agama apa yang telah diwasiatkan.-Nyakepada Nuh dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa, yaitu Tegakkanlah agama.” (QS. Asy-Syuuraa: 13)
Dan Rasul paling mulia adalah Muhammad, sebagaimana Nabi Bersabda,

“Aku Pembuka Anak Adam….”
Dan ketika beliat bertemu dengan para Rasul saat Isra’ , beliaulah yang mejadi imam mereka dalam shalat. Nabi Ibrahim yang merupakan imamnya orang-orang yang lurus pun shalat dibelakang beliau,dan telah diketahui bersama bahwa tidak diperselisihkan untuk menjadi imam shalat kecuali orang yang paling utama.dan Nabi paling utama di antara Ulul ‘Azmi.
Rukun Kelima: BERIMAN KEPADA HARI AKHIR
Sabda beliau, ” **** (Dan (beriman kepada) hari akhir),” yaitu hari Kiamat. Dinamakan akhir karena tahapan(fase) terakhir dalam kehidupan manusia dan makhluk lainnya. Manusia menjalani empat tahap kehidupan:
Pertama, kehidupan didalam rahim ibunya.
kedua, kehidupan didunia.
ketiga, kehidupan di alam barzah.
keempat, di hari kiamat, dan inilah hari paling akhir.
IMAN KEPADA HARI KIAMAT
DALAM HAL INI MENCAKUP EMPAT HAL POKOK, YAITU:
1.      Beriman kepada kejadiannya. Dan bahwasanya Allah akan memmbangkitkan semua yang ada didalam kuburnya, menghidupkan mereka ketika sangkakala ditiup. Dan bangkitlah seluruh manusia menghadap Allah Rabb sekalian alam.
2.      Beriman kepada setiap apa yang Allah sebutkan dalam kitab-Nya dan apa yang telah shahih dari Nabi dari perkara-perkara yang akan terjadi dihari Akhir, seperti kabar bahwa manusia akan dikumpulkan dalam keadaan tanpa alas kaki, tidak berpakaian (telanjang),tidak disunat dan buhman, yaitu sama sekali tidak membawa harta.
3.      Beriman kepada apa yang disebutkan (kejadiannya) di hari akhir berupa perkara- perkara seperti al-baudh (telaga), syafaat, ash-shirath (titian/jemabatan), Suraga merupakan negeri kenikmatan dan Neraka merupakan Negeri azab yang keras.
4.      Beriman akan adanya nikmat dan azab kubur, karena hal itu telh tetap dalam Al-Quran,  as-Sunnah, dan Ijma’ Salafush Shalih.


Rukun Keenam: BERIMAN KEPADA TAKDIR BAIK DAN TAKDIR BURUKNYA
Sabda beliau “ *** (Dan engkau beriman kepada akdir baik dan buruknya).” Dalam hal ini beliau mengulangi kata “ ***  (Engkau beriman )“ dan untuk menunjukkan pentingnya beriman kepada qadar (takdir). Masalah ini sangatlah penting dan sangatlah fatal akibatnya jika kia salah dalam memahaminya.
IMAN KEPADA TAKDIR
Beriman kepada takdir Allah mengandung empat perkara:
1.      Al-Ilmu, yaitu beriman terhadap ilmu Allah yang meliputi segala hal yang global maupu yang rinci. Dalilnya adalah keumuman dalil-dalil yang ada, seperti firman Allah;
“Dan Allah maha mengetahui segala sesuatu” (QS. Al-Baqarah: 282)

2.      Al-Kitaabah, yaitu beriman kepada Allah Ta’ala telah menctt takdir (ketentuan) segala sesuatu di Lauhul Mahfuzh sampai hari Kiamat.
“ Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam kitab induk yang nyata (Lauhul Mahfuzh).“ (QS. Yaasiin: 12)

3.      Al-Masyii-ah, yaitu engkau mengimani bahwa apa yang segala terjadi di alam ini berjalan sesuai dengan kehendak Allah Ta’ala. Maka tidak ada satupun kejadian yang lepas (keluar) dari kehendak-Nya. Oleh karena itu selurruh kaum muslimin sepakat meyakini ungkapan berikut:
“Apa yang Allah kehendaki pasti terjadi dan apa yang tidak Dia kehendaki pasti tidak akan terjadi”
4.      Al-Khalq, artinya beriman kepada Allah telah menciptakan segala sesuatumaka kita akan mengimani keumuman ciptaan Alla Ta’ala atas segala sesuatau. Allah Ta’ala berfirman:
“Dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, lalu Dia menetapkan ukuran-ukurnnya dengan serapi-rapinya.” (QS. Al-Furqan: 2)
IHSAN
Kemudian ia berkata “ *** (kabarkanlah kepadaku tentang ihsan).” ***  adalah masdhar (asal kata) dari kata ***  , artinya mencurahkan kebaikan. Dan berbuat baik kepada hak Pencipta artinya engkau membangun ibadahmu diatas ikhlas kepada Allah Ta’ala dan mengikuti petunjuk Rasulullah.
SYARAT DALAM IBADAH
Nabi bersabda, *** (Ihsan adalah engkau yang beriman kepada Allah…). Ibdah kepada Allah tidak dianggap benar kecuali dengan dua perkara, yaitu:
1.      Ikhlas kepada Allah
2.      Mutaaba’ah(mengikuti petunjuk) Rasulullah.
Artinya seseorang beribadah kepada Rabb-Nya seolah-olah ia melihat=Nya. Ibdah ini berarti juga ibadah permintaan, tuntunan dan kerinduan. Seseorang ang berbadah seperti ini akan mendapatkan dorongan dari dalam hatinya untuk melakukannya,  karena ia meminta sesuatu yang ia dicintainya, maka ia akan beribadah kepada Allah seperti ia melihat-Nya, sehinggga ia mau menjadiakannya dan mendekatkan diri kepada-Nya.
TANDA-TANDA KIAMAT
“*** (Ia berkata, ‘ kabarkanlah kepadaku tentang kiamat’).” Setelah Nabi menjawab tentang ihsan, jibril tidak berkata,  “shadaqta” (engkau benar), hal itu mungkin jibril mengucapkannya denag perkataan sebelumnya.
(Kiamat) yaitu bangkitnya seluruh manusia dari kubur mereka untuk menghadapi Rabb semeta alam. Hal ini dinamakan As-saa’ah karena Kiamat meupakan bencana yang sangat besar. Allah berfirman:
“Hai anusia bertakwalah kepada Rabb-mu, sesungguhnya goncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar(dahsyat).” (QS. Al-Hajj: 1)
Tentang tanda-tanda Kiamat, para ulama telah membagikan kedalam tiga bagian:
a.       Tanda-tanda yang berlaku dan telah selesai.
b.      Tanda-tanda yang senantiasa turun dan berulang, yaitu pertengahan.
c.       Tanda-tanda besar menjelang terjadnya Kiamat.
Diantaranya tanda-tanda datangnya hari Kiamat seperti yang disebutkan oleh Rasulullah adalah ”********* (Seorang hamba sahaya wanita melahirkan tuannya),”
            Makna yang lebih kuat, bahwa budak wanita ini melahirkan orang-orang yang akan menjadi tuan-tuannya dan pemiliknya, di mana ia sebagai budak bagi tuan yang pertama lalu melahirkan orang yang akan menjadi tuan dan pemiliknya. Ini merupakan kiasan (kinayah) tentang perubahan keadaan yang terjadi dengan cepatnya.
BEBERAPA FAEDAH (PELAJARAN) DALAM HADIST INI:
Hadist ini memiliki faedah yang sangat banyak. Jika Kami hanya menyimpulkan sedikit saja dari apa yang bisa kita petik, di antaranya:
1.      Penjelasan akan indahnya akhlak Nabi saw, dimana beliau duduk bersama para Sahabatnya, beliau tidak menyendiri sehingga melihat dirinya melebihi dari yang lainnya, bahkan diantara sikap tawadhu’ beliau saw seorang budak perempuan pernah menuntun beliau agar datang kerumahnya untuk membantu memeras susu kambingnya.
2.      Bolehnya para murid duduk-duduk dengan guru mereka dan juga orang yang (kedudukanya) lebih terhormat dari merek, tetapi dengan syarat hal ini tidak menyia-nyiakan waktu guru dan orang yang lebih terhormat tersebut.
3.      Bahwa para Malaikat mampu berubah wujud dengan wujud apa saja selain wujudnya (dengan izin Allah), karena Jibril mendatangi Nabi saw dalam rupa seorang laki-laki, sebagaimana disebutkan dalam hadist ini.
4.      Hendaklah seseorang memiliki adab terhadap pengajarnya sebagaimana Jibril, di mana ia duduk di depan Nabi saw dengan sikap duduk orang yang beradab guna mendapatkan ilmu dari beliau.
5.      Bolehnya tauriyah. Hal ini diambil dari ungkapan, “ يا محمّد(Wahai Muhammad).” Jibril melakukan tauriyah agar orang-orang sekitar menyangka bahwa ia adalah seorang arab kampung (Badui), karena penduduk kota yang memiliki akhlak mulia tidak memanggil Rasulullah saw dengan panggilan seperti ini.
6.      Keutamaan Islam. Dan sepatutnya apa yang pertama kali ditanyakan oleh seseorang adalah tentang Islam. Oleh karena itu jika Nabi saw hendak mengirim para utusan untuk berdakwah kepada Allah, beliau memerintahkan mereka untuk memulai dakwah tersebut dengan persaksian لااله الله وأنّ محمّد ااـرّسول الله” (bahwa tidak ada yang diibadahi dengan benar  kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah Rasulullah) sebelum yang lainnya.
7.      Bahwa rukun islam itu ada lima sebagaimana dalam hadist ini, dan dikuatkan pula dengan hadist dari ‘Abdullah bin ‘Umar.ra, bahwa Nabi saw bersabda,
بني الإسلام على خمسٍ...     
“Islam itu dibangun di atas lima perkara...”
8.      Keutamaan shalat, dan bahwa shalat didahulukan sebelum rukun-rukun lainnya setelah syahadatain.
9.      Anjuran untuk mendirikan shalat dan melaksanakannya dengan istiqamah (terus-menerus), dan shalat termasuk salah satu rukun Islam.
10.  Menunaikan zakat, berpuasa ramadahan dan melaksanakan ibadah haji ke Baitullah termasuk rukun Islam, demikian pula rukun-rukun lainnya.
Dikatakan bahwa jika seseorang belum bersaksi dengan syahadatain, maka berdasarkan ijma’ (kesepakatan) dia adalah orang kafir, tidak ada perselisihan di dalam  masalah ini. Adapun orang Islam yang meniggalkan shalat, zakat, haji, atau salah satu darinya, maka dalam hal ini para ulama berselisih (apakah ia masih muslim ataukah sudah kafir).
Seseorang tidak dikatakan kafir jika dia meninggalkan empat rukun ini, kecuai shalat. Hal ini berdasarkan perkataan ‘Abdullah bin Syaqiq...warahimallah,,,” Para Sahabat Nabi saw tidak melihat suatu amalan yang jika ditinggalkan maka hal itu dapat menyebabkan kekufuran, kecuali shalat.” Dan dalil dalam masalah sudah banyak dikenal. Dan juga tentang meninggalkan shalat yang telah ditentukan waktunya tidak bisa diqadha’ jika dia meninggalkannya hingga waktunya keluar dari ketentuannya tanpa adanya udzur (alasan) yang dibenarkan. Seabab, sekalipun dia mengqadha’nya maka hal itu tidak bermanfaat baginya.
Demikian pula dalam hal puasa, jika seseorang meniggalkan puasa satu hari saja dengan sengaja tanpa alasan yang dibenarkan kemudian ia menyesal setelah memasuki bulan syawwal dan ingin mengqadha’nya, maka kita katakan kepadanya, ”Kamu tidak perlu mengqadha’nya, meskipun kamu mengqadha’nya maka hal itu tidak gunany, karena kamu telah melanggar ketentuan Allah, berdasarkan sabda Nabi,
من عمل عملاً ليس أمرنا فهو ردّ.
“Barangsiapa yang melakukan suatu amalan (ibadah) yang bukan termasuk urusan (agama) kami, maka ia tertolak.”
Maka orang yang meninggalkan shalat dan orang yang meninggalkan puasa tanpa alasan yang dibenarkan hingga waktunya habis, hendakalah keduanya banyak melakukan ketaatan, istighfar dan amal shalih disertai dengan taubat yang sebenar-benarnya.
Adapun tentang zakat, jika seseorang meninggalknnya kemudian bertaubat maka hal itu membersihkannya, dan kita katakan kepadanya, “Tunaikanlah zakat yang engkau tinggalkan, karena tidak ada batasan waktu,” dan syari’at tidak mengatakan, ‘Jangan engkau membayar zakat kecuali pada bulan tertentu (seperti batasan yang ada dalam ibadah lainnya).
Masalah haji pun demikian, jika seseorang memang mampu melaksanakan haji kemudian dia meninggalkannya dengan menyia-nyiakan kewajiban haji hingga meninggal duni, maka dia tidak perlu dihajika, karena orang ini tidak ingin melaksanakannya.
11.  Perpindahan dari hal yang lebih rendah kepada hal yang lebih tinggi. Jika perkara Islam dibandingkan dengan perkara iman maka Islam lebih rendah (derajatnya), karena setiap manusia memungkinkan untuk masuk Islam secara zhahir. Akan tetapi iman bukanlah perkara yang sepele, karena tempatnya itu di hat, dan mensifatkan sesuatu dengannya merupakan perkara yang sulit.
12.  Bahwa Islam bukanlah iman, karena Jibril bertanya, “Kabarkanlah kepadaku tentang Islam,” dan Jibril juga bertanya, “Kabarkanlah kepadaku tentang iman.” Ini menunjukakan keduanya berbeda.
Jika disebutkan kata iman saja maka secara otomatis Islam pun termasuk di dalamnya, dan jika disebutkan kata Islam saja maka secara otomatis mengandung makna iman. Adapun jika Islam dan iman disebutkan secara bersamaan, maka masing-masing memiliki makna yang berbeda:
·         Islam bermakna setiap perbuatan yang nampak secara zhahir berupa perkataan lisan dan amal anggotan badan.
·         Iman bermakna setiap perbuatan yang berhubungan dengan barthin berupa keyakinan-keyakinan hati. Contohnya adalah hadist yang kita bahas ini.
13.  Rukun iman itu ada enam seperti yang telah dijelaskan. Keenam rukun ini (jika diyakini dengan benar) akan mewariskan kepada pemiliknya kekuatan untuk memohon dalam melaksanakan ketaatan dan rasa takut kepada Allah swt.
14.  Barangsiapa yang mengingkari salah satu dari keenam rukun iman ini, maka dia telah kafir, karena dia mendustakan apa yang telah dikabarkan oleh Rasulullah saw.
15.  Menetapkan adanya Malaikat dan wajibnya beriman kepada mereka.
[جَاعِلِ ااـملا ءـكة رسلاً أُولي أجنحةٍِ]
“Yang menjadikan Malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap.” (QS.Faathir: 1)
16.  Kita harus beriman kepada seluruh Rasul. Jika seseorang beriman kepada Rasulnya saja dan mengingkari Rasul selainnya, maka berarti dia belum beriman kepada Rasulnya, bahkan dia termasuk kafir karena sama artinya dia mendustakan seluruh Rasul. Demikian pula dengan Kitab, meskipun yang didustakannya hanya satu kitab saja.
17.  Penetapan hari Akhir yang disebut dengan hari Kiamat, di mana manusa dibangkitakan dari kubur mereka untuk dilakukannya hisab (perhitungan) dan diberi balasan, yang berakhir dengan tinggalnya penduduk Surga di tempat mereka dan juga penduduk Neraka di tempatnya.
Setiap orang musyrik telah mengingkari hari Kebangkitan, Allah mengambarkan keyakinan mereka dalam firmannya,
[وضرب لنا مثلاونسي خلقه قال من يحيي ااـعظام وهي رميمِِ]
“Dan dia membuat perumpamaan bagi kami; dan dia lupa pada kejadiaanya; ia berkata, ‘Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang yang telah hancur?’ “ (QS.Yaasiin: 78)
18.  Wajib bagi kita beriman kepada takdir yang baik dan yang buruk. Dan iman kepada takdir ini adalah ‘medan peperangan’ yang besar sejak zaman para Sahabat  hingga zaman kita sekarang ini. Di awal telah kita terangkan empat hal yang merupakan tingkatan yang terkandung dalam keimanan terhadap takdir ini.








EmoticonEmoticon

google4d1ad84db60295b5.html