Tafakkur : Ilmu dipelajari untuk diamalkan


ILMU DIPELAJARI UNTUK DIAMALKAN


Rasulullah SAW bersabda, “Pada hari kiamat, kaki
seorang hamba tidak akan bergerak sebelum ditanyakan empat hal kepadanya.
Di mana dia menggunakan umurnya?
Di mana dia menghabiskan masa mudanya?
Dari mana dia mendapatkan harta dan ke mana dia
menggunakan hartanya?
Apakah dia beramal dengan ilmunya?” (HR Sunan
Addarami)
“Begitu banyak ahli ibadah yang jahil dan begitu banyak juga orang alim yang fasik. Maka itu, jagalah diri kalian dan janganlah menjadi seorang abid yang jahil dan
alim yang pendosa. Sesungguhnya mereka itu adalah
ahli fitnah yang sangat berbahaya.” (Al-Jami`us Shaghir)
Orang jahil yang tidak mempelajari ilmu hal (ilmu yang
diperlukan dalam ilmu fikih dan akidah) akan membuat
Allah SWT marah dan membuat setan tertawa dengan
ibadah yang dilakukan, dan tidak ada satu pun amalnya yang diterima (karena tidak mengetahui fardu dan
syaratnya). Adapun ilmu orang alim yang pendosa akan
menjadi tanggung jawab untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya, keduanya lebih memberikan bahaya kepada
agama seseorang daripada setan. Setan bisa mengeluarkan iman dari hati manusia dengan perantara mereka.
“Pada hari kiamat, di antara manusia yang azabnya
paling pedih adalah orang alim yang ilmunya tidak memberikan manfaat (karena tidak mengamalkannya).”
Perumpamaan orang alim yang menyuruh kebaikan,
tetapi melupakan dirinya sendiri seperti lilin yang menerangi manusia, tetapi dia membakar dirinya sendiri.”
“Pada hari kiamat Allah SWT akan memaafkan para
ummi (orang yang tidak mengetahui baca tulis) seperti
ampunan yang tidak didapatkan oleh seorang alim.”


EmoticonEmoticon

google4d1ad84db60295b5.html